Riwayat Singkat Sejuta Rupiah ; Mengintai Berita Lewat Kamera
Edisi: 51/01 / Tanggal : 1972-02-26 / Halaman : 36 / Rubrik : MD / Penulis :
MIKROFON tiba-tiba melorot djatuh dari gagangnja, ketika Ali
Sadikin hendak mempertinggi tiang alat pengeras suara itu.
Sesaat hadirin terdiam. Belum lagi panitia sempat berbuat
apa-apa, untuk dua detik berikutnja, sang gubernur berdjongkok:
memungut mike itu dan memasang kembali ditempat semula.
; Peristiwa itu berlangsung begitu singkat. Diantara puluhan
pemotret, seperti biasa, jang bergerombol dibibir panggung, ada
jang mentjoba mendjepretkan kamera. Seorang diantaranja mungkin
berhasil mendapatkan momen jang unik ini. Tapi dalam
suratkabar-suratkabar jang terbit sesudah 10 Pebruari itu, foto
jang muntjul adalah seperti tahun lalu djuga: pemenang jang
berdjedjer dengan piala ditangan atau, ketika seorang pedjabat
menjalami si djuara. Seperti tahun lalu djuga: semua sama. Ini
sudah tahun ke-4 berlangsung kontes foto jang diselenggarakan
PWI Djaja, dan malam itu adalah upatjara pembagian hadiah.
; Kopkamtib
; Saat ketika gubernur Ali Sadikin berdjongkok dan memungut alat
pengeras suara itu, merupakan suatu momen jang memberikan
gambaran chas dari suatu peristiwa. Pemotret jang menggemari
saat-saat unik sematjam itu, konon dapat digolongkan sebagai
penganut Bresson-isme. Seperti diketahui orang pertama jang
melahirkan istilah le moment decisif atau momen jang menentukan,
adalah Henri Cartier-Bresson dari Perantjis.
; Selera mendjadi Bresson, walaupun dalam ukuran mini agaknja
bukan suatu tjatjat. Tidak ada salahnja bagi kalangan pemula.
Tapi hingga dewasa ini dinegeri kita untuk mendjadi Bresson
orang harus berpikir dua kali, sebab dihari tuanja Bresson
djustru dikabarkan melarat. Suatu situasi jang diarang disukai.
Adakah karena ngeri pada buntut jang tak menggembirakan
tersebut, maka kalangan pembuat foto berita diibukota chususnja,
banjak kemudian lontjat kebidang foto iklan, album, fotomodel
maupun stil foto film?
; Seorang diantannja, Sjamsuddin bertjerita kepada wartawan TEMPO,
"Ada dua alasan menghentikan kegiatan membuat fotoberita"
katanja. "Pertama, karena honorarium jang rendah. Begitu
rendahnja, sampai saja sering malu mengambilnja. Kedua,
koran-koran jang dulu saja bantu, sekarang sudah punja tukang
potret sendiri". lihat box "Semangat.. "). Ini tentunja
kesempatan jang lebih ramai buat membangun semangat kompetisi.
Sjam menggeleng "Nggak segampang itu" sebab "Nggak sampai hati
harus menjaingi, suka-suka dia itu teman sendiri" kata sang
pemenang kontes foto PWI Djaja 1968 bernada menenggang rasa.
Namun disamping adat-peradatan lazim dinegeri timur kita ini,
Sjam punja motif lain. Apa itu? "Mendjadi wartawan foto masih
dibajangi risiko besar. Sudah honor tak memadai, kita mudah
sadja terantjam bajonet. Atau, siapa tahu satu kali terpaksa
urusan dengan Kopkamtib".
; Sjam, seorang dari panitia penjelenggara jang aktif…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…