Menangkap Lalat
Edisi: 06/02 / Tanggal : 1972-04-15 / Halaman : 24 / Rubrik : TER / Penulis :
ADA satu pertanjaan jang lazimnja sudah dianggap "sok". Jakni:
apa arti hidup? Tapi filosof Sartre mendjawab: tidak ada. Hidup
adalah sesuatu ledalam mana orang terlempar begitu sadja. Untuk
tudjuan apa? Tak ada. Jang ada tjuma kebebasan, dalam mana
manusia memperoleh "eksistensi"-nja. Kebebasan itu mendjandjikan
sesuatu jang tak terbatas, tak punja maksud, tak punja makna dan
karena itu mengerikan. Dan dengan itu Jean Paul Sartre
(Perantjis, lahir 1905) muntjul sebagai salah-seorang tokoh
eksistensialis sesudah perang.
; Impian darah. Namun dalam naskah teaternja Les Mouches
(Lalat-Lalat), jang selama tiga malam pada penutup Maret kemarin
dipentaskan Teater Ketjil di Teater Tertutup TIM, belum
didjumpai pandangan seutuh itu. Naskah tersebut, ditulis pada
1943, lebih banjak hanja bitjara tentang sang kebebasan.
Orestes, anak radja Agamemnon jang dalam usia tiga tahun dibuang
- setelah sang radja dibunuh, dirampas tahtanja dan dikawini
permaisurinja--sekarang kembali kekota kelahiran dan harus
memilih. Haruskah ia membunuh radja perampas plus ibunja
sendiri. Ataukah ia pergi diam-diam bersama…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…