Nasib Kolam Plastik

Edisi: 12/02 / Tanggal : 1972-05-27 / Halaman : 16 / Rubrik : DS / Penulis :

MUSIM hudjan disana tidak-pernah sebaik ditempat lain, sedang
musim keringnja dapat dikatakan sangat getir. Ngestiredjo,
sebuah desa tandus dikawasan gunung Seribu atau jang dalam peta
disebut pegunungan Sewu menerima titah alam itu sebagaimana
adanja. Dan sebisa-bisanja. Dipisahkan sedjauh 56 km dari Jogja,
terdiri dari 39 km djalan aspal dan 17 km djalan kasar
berbatu-batu, penduduk desa itu agaknja tidak pernah herfikir
lain ketjuali menikmati dan memantaatkan musim hudjan semaksimal
mungkin. Tjurah hudjan jang tidak pernah terlalu
berlebih-lebihan diterinm sebagai hadiah karena untuk itu mereka
tidak usah membajar gati uang bensin seperti jang dikala musim
kering harus mereka lakukan kalau mendapat pembagian air dari
Wonosari. Dan musim hudjan adalah musim jang penuh kesibukan,
semua bekerdja menggarap tanah dan melakukan pekerdjaan apa
sadja jang memerlukan air banjak. Pada musim inilah rakjat
berkesempatan untuk mandi sepuas-puasnja dengan air bersih,
mentjutji dan sebagainja seolah-olah chawatir hudjan akan segera
berhenti. Memang alam tidak terlalu bermurah hati kepada desa
Ngestiredjo dan bila musim hudjan dapat berlangsung selama 4
bulan maka itu dapat dianggap sebagai wadjar. Selama 4 bulan
inilah bumi kembali menghidjau mulai dari rumput sampai
kepalawidja.

; Telogo. Dan selama 8 bulan selebihnja kehidjauan itu
berangsur-angsur hilang. Djangankan palawidja rumputpun susah
untuk hidup, pohon-pohon pisang merangas, daun-daun rontok dan
persediaan air bersih habis. Penduduk tidak sempat lagi
mengenang bagaimana nikmatnja mandi dan bermain air setjara
bebas. Apa sadja tindakan jang sehubungan…

Keywords: -

---

Foto Terkait