Seorang Loyalis Yang Tahu Medan

Edisi: 23/23 / Tanggal : 1993-08-07 / Halaman : 27 / Rubrik : EB / Penulis : FJ


SUATU siang, empat tahun silam, sewaktu menjabat Dirjen Pajak, Mar'ie Muhammad membawa petugasnya, lengkap dengan gulungan pita ukur, ke sebuah rumah besar di Jalan Cendana, Jakarta. Rumah besar itu pun diukur luasnya untuk keperluan data pajak bumi dan bangunan (PBB) yang harus dibayar pemiliknya, yang tidak lain adalah Soeharto, Presiden RI.

"Soal keharusan bayar pajak tidak ada pengecualian. Paling tidak, selama saya menjadi dirjennya," kata Mar'ie waktu itu. Maklum, sebelumnya, dia sempat jengkel. Pada awal-awal kampanyenya tentang bayar pajak, kabarnya, banyak orang gedean yang mencoba-coba menghindar. Mar'ie pun minta izin kepada Pak Harto untuk mengukur rumah di Jalan Cendana itu. Suatu kiat yang agaknya dia lakukan untuk melicinkan tugasnya meraup pajak.

Dia sukses. Selama lima tahun sejak menjadi Dirjen Pajak pada tahun 1988, Mar'ie berhasil mengumpulkan pajak di luar minyak dan gas…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…