Samba! Pele! Samba!
Edisi: 15/02 / Tanggal : 1972-06-17 / Halaman : 46 / Rubrik : OR / Penulis :
SAMBA, samba !" tempik sorak suporter Brasil. Gemertjik hudjan g
membasuh Stadion Rasunda, Stockholm, tidak mengurangi final
Kedjuaraan Dunia 1958. Kedudukan turun minun untuk keunggulan
Brasil (2-1) melalui kaki Vava, penjerang tengah Brasil,
serentak membujarkan harapan Swedia bahwa "anak-anak Amerika
Latin ini akan mendjadi panik setelah mereka terlebih dulu
ketinggalan O--1".
; Apa jang terdjadi kcmudian memang tak bisa diramalkan, meski
agaknja sudah merupakan suratan takdir kini giliran lakon "baji
adjaib" mengisi atjara di babak kedua.
; Sang "baji" alias Pele. Ia sebelumnja tidak pernah mengalami
publikasi besar-besaran - hanja pemah disinggung se pintas oleh
Team Manacr Brasil Vincente Feola bahwa "sekarang atau besok
akan terdjadi apa-apa dengan tjadangan kiri dalam Brasil". Dan
apa jang diramalkan Feola tidak kurang meragukan: Pele tjadangan
kiri-dalam Dida jang diturun kan dalam pertandingan penjisihan
Pool lawan Rusia, belum memenuhi djandji Feola -- meski
kelinbahan pemuda 17 tahun ini berhasil memudarkan
ketjemerlangan kini-dalam Rusia, Igor Netto. Dua gol kemenangan
Brasil atas berkat ketrampilan penjerang tengah Vava. Dalam
perempat final berikutnja - pertandingan Pele kedua--ia baru
mentjatat gol tunggal jang menentukan kemenangan teamnja
terhadap Wales. Dalam pertandingan perempat final berikutnja
penentuan untuk menudju final, Pele meningkatkan produksinja
mendjadi 3 gol, melengkapi skor 5-2 untuk menjisihkan Perantjis.
Dan komentar orang masih belum semantap permainan Pele: itupun
akibat tjederanja poros halang Jonquet jang terpaksa digotong
keluar pada menit-menit permulaan pertandingan. Agaknja apa jang
dituntut para penindja tidak lain adalah kisah dibalik angka gol
jang dibikin pemuda hitam ini.
; Mutiara Hitam.
; Dipenghudjung bulan Djuni itu, ketika berlangsung final antara
Brasil dan Tuan Rumah Swedia (5- 2), kesempatan Pele berkisah
dibalik angka gol kemenangan Brasil, benar-benar terbuka. Bola
melambung djatuh didaerah penalti, di sambut Pele dengan
sebelah-pahanja.
; Pada saat itu ketika bola berpantul, poros halang Swedia
Gustavsson, seperti lajaknja seorang pemain kaliber Dunia,
membuat refleks dengan perhitungan waktu tepat untuk menjergap
bola. Tapi perhitungan Pele lebih tjepat dan tepat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…