Kisah Pengumpul Batu
Edisi: 16/02 / Tanggal : 1972-06-24 / Halaman : 29 / Rubrik : ILS / Penulis :
MEMINDAHKAN sepotollg alam kedalam salah-satu sudut rumah,
memang memerlukan kepandaian seni djuga. Pun batu-batu hias jang
biasanja tak diindahkan orang ditebing-tebing gunung, kini naik
deradjat setelah masuk kota. Lebih-lebih, setelah kaum empunja
di ibu-kota gemar pemandangan alam, maka "harga batu-kaju jang
berasal dari fosil kaju paling rendah Rp 2.500 sepotong", kata
Djunaedi, jang menamakan dirinja direktur perusahaan batualam
purbakala. Dia jang biasa menggelarkan dagangan didepan markas
AURI didjalan Gatot Subroto Djakarta, kali ini turut pameran
bersama perhiasan dan permata di Taman Ismail Maruki. "Batu
putih Rp 10.000 sekubik. Batu merah atau hitam Rp 12.500" itulah
tarifnja. Djunaedi jang djuga memasang harga Rp 100.000 untuk
kolam miniatur, mentjari batu-batuan tersebut ditempat jang sama
untuk batu-batu akik. Konon itu dapat dipakai buat perhiasan
djari jang tjantik atau leher jang djendjang. Daerah-daerah
seperti Rangkasbitung atau Djasinga termasuk tempat-tempat
dimana tukang akik mentjari sumber. Tapi sampai berapa djauh
sudah penggarapan hazanah perhiasan dan permata Indonesia.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…