Di Sudut-sudut Rumah Makan
Edisi: 31/02 / Tanggal : 1972-10-07 / Halaman : 28 / Rubrik : ILS / Penulis :
"MAU dagang yang duitnya cepat kembali?", tanya seorang penghuni
Jakarta kepada temannya yang baru turun dari Bukittinggi.
Nasehat si orang Jakarta pula: "Buka saja restoran. Pasti laku".
Di ibukota memang ada ribuan rumah makan. Liar atau terdaftar,
ber-ac atau cuma model nongkrong. Makanan dari manapun ada -
kecuali barangkali walrus atau beluga, makanan orang Eskimo dari
binatang laut.
; Tapi dari jumlah yang sekian ribu, cuma 414 rumah makan yang
resmi ditarik pajak pembangunan. 19 buah diantaranya tergolong
kelas bar atau restoran internasional. "Kami tidak memungut
pajak dari kelas warung atau kedai nasi", kata kepala dinas
Pajak & Pendapatan DKI Drs. Arsjad Siagian. Karena yang
tergolong pada kelas ini sudah ditarik oleh kodya masing-masing
yang menjadi bagian Siagian memang bukan hanya restoran luks
atau yang bergaya internasional, "tetapi yang kami anggap telah
mendapat kunjungan orang-orang yang mampu sehingga kelas warung
kopi di sekitar Senen misalnya, biar laris sekalipun, tidak
dipotong 10% untuk pajak, sebab yang pada nongol di situ bukan
orang-orang mampu.
; Begitupun, warung ayam goreng Jakarta milik Mardun, yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…