Si Hitam Tak Perlu Suram
Edisi: 31/02 / Tanggal : 1972-10-07 / Halaman : 38 / Rubrik : EB / Penulis :
TERNYATA situasi lada hitam tidak sehitam yang di sangka orang,
ketika ekspor lada Indonesia anjlog dari 15.000 ton pada 1969
menjadi hanya 3.500 ton pada 1970. Pada waktu itu, di tahun
1969, ekspor lada masih menghasilkan devisa sebesar US$ 10 juta;
setahun kemudian devisa merosot hanya menjadi US$ 3 juta saja.
Ini di sebabkan karena terjadinya serangan hama pada perkebunan
lada di Lampung, di samping timbulnya kekisruhan pada
aparat-aparat yang bertanggungjawab terhadap pemasaran lada.
Namun selama 1971 ekspor lada bangkit kembali, dan ekspor lada
waktu itu menghasilkan devisa sebanyak US$ 24 juta, rekor
penerimaan devisa tertinggi dari lada selama 7 tahun terakhir.
Dan setengah tahun pertama tahun 1972 ini, devisa yang terkumpul
dari ekspor lada sudah mencapai US$ 7 juta.
; Tembok. Namun ini tidak berarti bahwa ekspor lada Indonesia
sudah bebas dari ancaman. Sqak sebelum perang, hampir seluruh
lada Indonesia diekspor ke Amerika Serikat, dan dapat dikatakan
bahwa Amerika Serikat merupakan monopoli Indonesia. Namun
rupanya monopoli ini mulai dipatahkan oleh negara-negara lain.
Brazilia sedikit demi sedikit memperluas bagian pasaran ladanya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…