Mengawetkan Lagu Kayu

Edisi: 32/02 / Tanggal : 1972-10-14 / Halaman : 36 / Rubrik : MS / Penulis :


DENGAN musik orang tak akan pernah merasa sunyi", kata penulis
Clifford Oddet. Makna yang diucapkan ini mungkin akan ditentang
oleh mereka yang ternyata tidak mempunyai kecintaan pada musik.
Tetapi penentang-penentang itu tak banyak jumlahnya meskipun
memang ada. Di dalam masyarakat kita, musik seakan-akan sudah
menjadi sebagian dari kebutuhan. Berbagai macam alat musik
pribumi yang muncul dan masih didapatkan sebagai warisan khas
daerah-daerah, membuktikan kebutuhan pada musik untuk mengusir
kesunyian bukan tidak ada. Dengan bambu sudah lahir angklung
yang menjadi terkenal karena Pak Kasur selalu mencangkingnya ke
mana-mana. Dan dengan kayu, lahir pula seperangkat bunyi-bunyian
yang mempunyai warna khas: Suaranya empuk dan sensasinya yang
ditimbulkannya sedikit berbau "baru", namun demikian iapun bisa
dipakai memainkan sembarang lagu. Orang-prang di Minahasa yang
menciptakan alat-alat tersebut sudah memberikannya sebuah nama
yang cukup terkenal sampai sekarang: musik kolintang.

; Oktaf. Tidak diketahui dengan pasti kapan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14

Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…

N
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21

Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…

A
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21

Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…