Pertemuan Tidak Dengan Telur Busuk
Edisi: 40/02 / Tanggal : 1972-12-16 / Halaman : 28 / Rubrik : TAR / Penulis :
YANG disebut ahli dalam soal tarian Indonesia, konon akhirnya
sampai pada pendapat bahwa tari-menari di negeri ini -- sayang
sekali - kalau seumpama loko, sedang langsir alias mundur.
Karena yang bicara orang-orang yang punya kepunjulan dalam
bidang itu. alasanpun jadi enak didengar dan mudah dipercaya.
Sebagai bukti pertama: di tuding jumlah mahasiswa tari yang
makin lama makin mengempis. Dan untuk lebih meyakinkan hal
tersebut barangkali, Ketua ASTI Yogya, Sudarsono yang Drs, lalu
mengudal-udal catatan jumlah mahasiswa yang menari-nari di
seantero Indonesia. Memang cukup nelangsa: 20 orang di bangku
ASTI Yogya - itupun masih tinggal 5 orang-selebihnya ramai-ramai
belajar di Bali, 5 pantat yang tidak terlalu setia masih
menduduki bangku ASTI Bandung, 15 orang di KONRI Yogya Sedang di
LPKJ Jakarta - astaga - cuma sebiji. Ini di tambah dengan
keluhan Sudarsono: "Mahasiswa kebanyakan orang desa, orang luar
kota yang gagal masuk perguruan tinggi lain".…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…