Merawat Bangkai Dengan Keluhan ...

Edisi: 49/02 / Tanggal : 1973-02-17 / Halaman : 28 / Rubrik : MD / Penulis :


TAK lekang di panas tak lapuk di hujan, tidak selamanya berlaku.
Setidaknya bagi sejumlah bangkai koran dan majalah yang
terlantar di sebuah rumah kuno dengan arsitektur Jawa joglo di
Singosaren Lor, Sala. Penerbitan-penerbitan dan segala macam
tetek-bengek yang ada hubungannya, dan yang dihubung-hubungkan
dengan dunia pers, yang kini dirawat oleh Museum Pers itu bukan
hanya disimpan dalam dua tiga lemari sederhana dan rak-rak
lusuh. Tapi juga di atas satu dua meja atau dingklik berjamur.

; Dua jenis cuaca, panas dan dingin, lembab, telah menyerang
kertas-kertas benang-benang jilidan, bahkan sementara engsel
lemari yang mulai daratan di sana-sini. Anai-anai dan
binatang-binatang kecil lainnya niscaya sangat kerasan tinggal
di pelosok-pelosok sempit suram dalam wilayah kamar bambu gedeg
berkapur putih tua, dengan ukuran luas tak lebih dari 3 x 5
meter persegi itu. Pada salah sebuah sisinya sebelah depan
menghadap ke selatan, sebilah papan kayu terpasang lesu,
bertulisan: Yayasan Museum Pers Indonesia (The Indonesial Press
Museum Foundation), bikinan tangan pelukis Mas'oet N. Yoenoes.

; S Tj.S. Bahan-bahan terbitan sejak zaman Hindia Belanda hingga
kini hampir lengkap terhimpun. Ini semua ini dimulai sejak bulan
Pebruari 1956, lebih setahun -- tepat pada ulang tahun PWI ke X
di Sala. Soedaryo Tjokrosisworo alias S. Tj.S. yang almarhum
berpendapat perlunya sebuah museum pers di Indonesia.

; Alkisah,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14

Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…

"
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14

Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…

K
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16

Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…