Di Tengah Masalah Per Masalah
Edisi: 44/02 / Tanggal : 1973-01-13 / Halaman : 49 / Rubrik : AG / Penulis :
NURCHOLIS memasuki ide pembaharuannya dari segi yang sangat
dasar atau teologis. Dari sana fikiran-fikiran atau sikap dia
atau kawan-kawannya tentang masalah-masalah yang lebih praktis
akan bersumber. Seperti pernah dikatakan Dawam Kaharjo salah
seorang dari grup pembaharuan "untuk memperbaiki diri, umat
Islam memerlukan dasar filsafat baru". Kendati demikian,
perbedaan dalam pemikiran-pemikiran teologis atau falsafi tidak
mesti melahirkan perbedaan dalam hasil-hasil atau sikap-sikap
praktis, seperti juga sebaliknya. Ambillah misalnya, antara
Nurcholish dengan Rasjidi dan Hasbullah Bakry - alumnus IAIN
yang kini memimpin pusat rohani Islam Kepolisian dengan pangkat
AKBP. Sementara kedua fihak memiliki renungan-renungan ontologi
yang cukup berbeda -- terlepas dari tingkat intensitas renungan
masing-masing serta konsistensinya dengan pemecahan
masalah-masalah praktis -- sikap-sikap mereka dalam beberapa
masalah di bidang terakhir tadi tidak persis berlawanan untuk
tidak mengatakan terkesan hampir bersamaan.
; Kartosuwaryo. Bila sekiranya dalam masalah fiqh umpamanya,
pendapat mereka hampir sama sekali sejajar. Mereka toh semua
berpendapat bahwa fiqh tidak identik dengan Islam, bahwa
fiqhisme telah membelenggu umat dan bahwa fiqh yang ada kini
sudah ketinggalan jaman. Dalam hubungan ini cukup menarik untuk
memperhatikan pendapat Hasbullah Bakry dalam masalah negara dan
partai politik. Dia berpendapat bahwa penempatan kata "Islam"
dalam konstitusi tidak wajib, bahwa umat Islam memang tidak
wajib bernegara seperti nabi Muhammad; dengan catatan "setiap
muslim wajib menjadikan negara semacam Madinahnya Muhammad
sebagai contoh ideal dengan memperhatikan kondisi negaranya
sendiri". Dalam buku. Soal joab agama Islam Hasbullah menulis
sebagai berikut tentang partai-partai Islam dan pemilu: "Tidak
menusuk partai Islam, tetapi menusuk partai lain, sudah terang
tidak berarti keluar dari Islam. Malahan mungkin sebaliknya
terjadi. Yaitu jika program pemerintahan negara dari partai yang
ditusuknya itu lebih cocok dengan ajaran Quran dari pada program
partai-partai Islam sendiri. Soal nama bukan jaminan isi dan
mutu Menurut dia Kartosuwiryo misalnya sudah pasti lebih buruk
nilainya dibanding dengan Taman Siswa yang tidak pakai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…