Dari Profesor Purnawirawan Kepada..

Edisi: 45/02 / Tanggal : 1973-01-20 / Halaman : 28 / Rubrik : HK / Penulis :

BOLEHKAH mengkritik Mahkanlah Agung? Mengapa tidak. Hanya saja,
basa-basi hukum menghendaki teknik penyaluran kritik yang luwes.
Sehingga misalnya ketika MA belum lama memutus -- pada tingkat
kasasi - sengketa merek dagang Tancho, Prof. Ting Swan Tiong SH,
pimpinan Lembala Konsultasi Hukum FHUl dalam catatan yang
disampaikan khusus kepada TMPO memulai menulis: "Memberi
komentar atas keputusan MA kurang leluasa". Lanjutnya: "Cukup
leluasa jika komentar itu bersifat netral atau memuji. Tapi
terasa sangat kurang leluasa bila sipemberi komentar harus
menyatakan pendapat yang tidak sesuai dengan pendapat Mahkamah
Agung". Soalnya, demikian Ting yang setiap Jum'at menerima
pasien-pasien hukum gratis: dalam sistim hukum Indonesia, MA
adalah Pengadilan tertinggi. "Karena itu setiap keputusan
Mahkamah Agung sbagai Pengadilan tertinggi menurut hukum berlaku
sebagai benar", katanya dalam catatan itu. "Artinya tidak
seorang berhak menyatakan bahwa satu keputusan atau satu
pertimbangan dalam keputusan MA sebagai tidak atau kurang benar.
Pernyataan tidak menyetujui atau tidak puas terhadap keputusan
atau pertimbangan keputusan Mahkamah Agung haruslah dituang
dalam kata-kata yang kadangkadang sukar dipilih".

; Jangan lupa. Dan Prof. Ting masih punya upaya tersendiri,
seperti yang dengan cerdik dikatakannya: "Untuk dapat menyatakan
komentar saya secara lebih leluasa, saya pilih jalan mengkritik
fihak PT Tancho yang diwakili Sdr. Adnan Buyung Nasution SH"
seperti yang di bawah ini.

; Dimulainya mencuplik bagian gugatan PT Tancho Indonesia - yang
seperti diketahui memohon dinyatakan bahwa PT itulah yang berhak
atas merek Tancho. Menurut Ting…

Keywords: -

---

Foto Terkait