Ke Lamin Indah Dan Sekitarnya

Edisi: 47/02 / Tanggal : 1973-02-03 / Halaman : 22 / Rubrik : HB / Penulis :

BENTUKNYA meanjang, berdiri di atas sebuah bukit, sejajar dengan
tepian sungai Mahakam. Hotel itu bernama Lamin Indah - dibangun
oleh satu kontraktor Filipina setelah mereka menerima konsesi
dan izin usaha penebangan kayu di Kalimantan Timur. Bangunan itu
diserahkan kepada Pemerintan Daerah, yang kemudian
mengusahakannya dengan kerjasama fihak swasta di Surabaya: Mr
Chan, Tio dari Suratman dari Immer Motor.

; Ada satu kafetaria terbuka. Berbentuk gaebo alias gardu bundar,
tepi-tepinya tepat berada di pinggir bukit menghadap ke arah
kota. Kafetaria yang buka dari pagi sampai jauh malam itu
menyediakan tarip misalnya: Rp 200 untuk sebotol greenspray.
Yang lupa membawa duit boleh menikmati pemandangan sore hari
saja, sambil duduk di rumput atau di batangan besi-batas tempat
parkir mobil. Tapi bagaimana cara pergi ke Lamin Indah yang jauh
di luar kota itu? Ada taksi umum, oplet warisan Jepang yang
hilir-mudik Samarinda Segiri, dengan bayaran Rp 50 sampai ke
bawah bukit.

; Banyak muda-muda duduk berdua-dua dengan mudi-mudi. Yang muda
dari Samarinda saja, tapi yang mudi banyak berasal dari Surabaya
- biasa disebut "nyonya rumah" alias pramuria. Mereka memang
pramuria dari Mini Club, sebuah diskotik yang terletak di ruang
bawah Lamin Indah.

; Nasihat Suzan. Ada 27 orang pramuria di sana. Mereka didatangkan
tiga bulan sekali dari Surabaya tanpa kontrak tertulis. Setelah
tiga bulan terserah kepada mereka apa akan tinggal terus atau
pulang kembali, atau hanya minta ganti sebentar. Tidak ada yang
berhenti lantaran…

Keywords: -

---

Foto Terkait