Bayi Rahmat Kurnia Hidup Dalam Kubur

Edisi: 42/23 / Tanggal : 1993-12-18 / Halaman : 85 / Rubrik : KRI / Penulis : BSU


AKU tidak membunuh," kata Mardiyah. Wajahnya pucat seperti kertas putih. Rambutnya yang panjang diikat pita merah. Perempuan berumur 19 tahun yang tamat SD itu sejak Rabu pekan silam terpaksa mendekam di tahanan Kepolisian Sektor (Polsek) Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Mardiyah disangka melakukan percobaan pembunuhan terhadap bayi lelaki yang baru keluar dari rahimnya. Menurut polisi, ia bisa diancam hukuman enam tahun penjara. "Saya membayangkan bayi itu adalah Adi, dan ia harus dikubur," ujarnya.

Percintaannya dengan Suriadi alias Adi, 23 tahun, inilah hulu cerita tragis dari Lorong Tumanina di Pekan Kuala 70 km dari Medan. Pertemuan itu terjadi sekitar Februari lalu. Mardiyah dan Adi yang berkulit kuning dan berambut lurus itu teman sekampung. Belakangan, kedua insan ini dijilat gelora api asmara, sampai Mardiyah kehilangan kegadisannya.

"Aku segera menikahimu," kata Adi seraya memberi "bukti" cintanya berupa uang Rp 25 ribu. Adi berikrar lagi entah empat atau lima kali, bahkan tiap…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…