Sukma Yang Tulus, Ahmad Wahib
Edisi: 06/03 / Tanggal : 1973-04-14 / Halaman : 08 / Rubrik : KL / Penulis : ASA, SYU
FIKIRAN yang cerdas, sukma yang tulus dalam tubuh yang miskin.
Pada jam setengah duabelas tahun di awal Maret tahun ini, ketika
sebuah diskusi berkala di restoran Celiga Jakarta hampir
berakhir, Ahmad Wahib mengacungkan tangannya dengan sedikit
gemetar. Menembus sikap kikuk yang sering sekali menguasai
tindak-tanduknya, anggota yang belum banyak dikenal ini
melontarkan sebuah gagasan yang mengejutkan. Hadirin sadar bahwa
ia muncul dari tengah-tengah filsafat tentang politik. Bertolak
dari kenyataan-kenyataan sosiologis yang dimintakannya untuk
diperhatikan, ia bicara tentang betapa bentuk-bentuk dari
ide-ide pembaharuan struktur politik dan sosial, yang lazim
disangka merupakan tuntutan khalayak lua, sehenarnya hanyalah
milik kalangan elite. Bahwa segala gambaran ideal dan
institusi-institusi yang mendukungnya, yang lazim dianggap sudah
teruji dan final, betapapun tidak absolut dan banyak sekali
menunjukkan tanda-tanda terancam goyah. Sebuah gagasan yang
tampak bukan untuk dipraklekkan, tapi untuk dimintakan
penyadarannya.
; Arah diskusi serta-merta berobah: di tengah-tengah mangan jatuh
sebuah pokok baru yang cukup provokatif, dan tanggapanpun muncul
dari segala sudut. Orang menghadapi sebuah fikiran yang
terhitung orisinil, sebuah telaah diam-diam yang tampaknya sudah
cukup makan waktu. Itulah pula yang menyebabkan misalnya Bintoro
Tjokroamidjojo Sekjen Bappenas, berkata lepas diskusi: "Saya
baru tahu Ahmad Rahib itu satu potensi intelektuil luar biasa".
; Saya, penulis memori ini, menyetujui penilaian itu. Bahkan saya
bersama saudara Goenawan Mohamad secara terlanjur ngomong,
menamakan dia seorang filosot yang belum terpakai, seorang
filosof yang masih perawan. Untuk segi theologi, di bidang mana
fikiran-fikirannya sangat mendasar dan menginti, orang agaknya
malah boleh mengangan-angankan bakal lahirnya seorang semacam
Paul Tilich di Indonesia kelak - sekiranya Tuhan tidak begitu
cepat memanggilnya kembali. Saya di sini teringat kepada
almarhum Soe Hok Gie, orang muda yang juga cemerlang. Bila Hok
Gie dengan fikirannya yang tajam dan sikapnya yang ekstrim bisa
dikatakan seorang pemikir muda yang tepat untuk mempersembahkan
kemampuannya kepada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…