Enam Idealis Kedua

Edisi: 06/03 / Tanggal : 1973-04-14 / Halaman : 16 / Rubrik : HK / Penulis :


SATU batalion tersesat ke suatu daerah tandus. Dalam keadaan
teramat lelah dun haus, pasukan itu hanya berhasil mendapatkan
sebotol air. Bayangkan. Lalu, siapa yang berhak atas setitik air
di antara bondongan manusia haus yang mencapai jumlah seribu
itu? Rupanya para anak buah masih tinggi rasa disiplinnya
sehingga semua sepakat bahwa air itu baiklah diberikan kepada si
Komandan saja. "Nah, bagaimana pendapat saudara", tiba-tiba
tanya Jenderal - Polisi (MPP) Hoegeng Irnan .Santoso kepada
SH-SH calon anggota LBH, dua pekan lalu.

; Jawaban rbacam-macam. Tapi kebanyakan SH-SH yang 14 jumlahnya
itu (sqtelah disaring lewat ujian tertulis) mengatakan bahwa air
itu harus diberikan kepada yang paling membutuhkan: Hoegeng
menolak jawaban ini. Sebab katanya" semua butuh. Sehingga tak
bisa. dipilih-pilih: Jadi, menurut bekas Kapolri ini, air
tersebut tidak dibagikan kepada siapapun. Semua lama-sama
menderita alias sepenanggungan. Itu jawaban yang seharusnya,
bagi SH-SH "pokalis" - seperti yang diisyaratkan lewat
iklan-iklan - yang hari itu diuji kemampuan kepemimpinannya. Dan
jawaban itu menjadi sangat ideal, sebab mungkin lebih baik kalau
air itu disimpan saja dulu, sampai mendapat tambahan air yang
lebih cukup.

; Uang idealistis. Demikianlah, idealisme tercermin dari pekerjaan
pembela-pembela umum di LBH itu kelak: bahwa tak seorangpun
dibolehkan menerima bayaran dari klien…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

V
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14

Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…

H
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14

Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…

P
Peringatan dari Magelang
1994-05-14

Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…