Apa Salahnya Juragan Tahu

Edisi: 09/03 / Tanggal : 1973-05-05 / Halaman : 24 / Rubrik : PDK / Penulis :

KALAU gedung itu ambruk, paling tidak sedikit murid-murid itu
pasti ada yang luka. Barangkali pantaslah kalau orang tua banyak
yang tidak rela kalau anaknya mesti sekolah di gedung yang
buruk. Tapi soalnya, memang begitulah keadaan di Wilayah
Jawa-Barat. Dari jumlah sekolah negri sebanyak 9.939 buah,
hampir 70% ada dalam kondisi rusak atau tidak terpelihara, dan
cukup banyak yang perlu dibongkar karena membahayakan murid.
Bahkan data yang cukup mengerikan itu -- di ucapkan Rektor IKIP
pada Dies Natalis akhir tahun lalu tidak hanya masalah gedung
yang jeek. Mengutip Biro Pusat Statistik, dari jumlah penduduk
sebanyak 22 juta, tercatat anak usia sekolah lanjutan (14- 20
tahun) 3.502.825 orang, sedangkan yang bisa menikmati bangku
sekolah hanya 236.670 orang. Sisanya menurut Carnadi
Prawirosudirdjo, tidak sekolah dan sebagian besar di duga tidak
mempunyai pengetahuan ataupun ketrampilan yang cukup untuk
memperoleh nafkah yang baik. Untuk anak wajib SD dari jumlah
3.282.250 orang, sejuta di antaranya belum pernah sekolah.
Sedangkan dari sisanya yang jadi anak sekolah 60o,o atau
seperempat juta telah menceraikan sekolah sebelum tamat.

; Jangan disebut lagi tentang kekurangan guru. Apalagi kalau
diambil misal dari jumlah guru SD sebanyak 52.500 -- masih
kekurangan sebanyak 23.176 -- sembilan persen diantaranya atau
4725 guru, mengajar tanpa ijazah. Bisa dibayangkan mutu murid
dengan guru macam itu. Kalau satu guru saja mengajar sekitar 30
orang murid, nnaka artinya hampir 150 ribu murid di Jawa Barat
di asuh oleh guru yang tanpa diploma. Sehingga bisalah ditarik
kesimpulan di antara rakyat penghuni tanah Pasundan itu, hampir
sebanyak 50% tidak berijazah SD, walaupun 1% di antaranya bisa
baca…

Keywords: -

---

Foto Terkait