Turnamennya Mahal, Mutu Tidak
Edisi: 10/03 / Tanggal : 1973-05-12 / Halaman : 47 / Rubrik : OR / Penulis :
Turnamen Marah Halim yang baru lalu ternyata berekor heboh yang
cukup menggemparkan masyarakat sepakbola. Koresponden TEMPO di
Medan, Zakaria Passe, yang mengover dari dekat, melengkapi
komentar TEMPO, 5 Mei 1973. Berikut ini laporannya:
; MENGAPA penonton di Stadion Teladan Medan pada final PSMS
Persija bisa muntah melebihi kapasitas stadion? Pertanyaan ini
membikin Ketua OC, Kamaruddin Panggabean tercenung dan bingung.
"Bagian keamanan tidak beres", katanya pada TEMPO, sembari
melihat pada mobil kebakaran yang sedang menyemprot air ditepi
sintel-ban Stadion Teladan yang begitu berjubel oleh pencandu
bola yang fanatik itu. Lalu ia juga menunjukkan tangannya kearah
pintu selatan stadion yang jebol didobrak penonton.
; Benarkah semua ucapan itu? "Panitia telah menjual karcis kepada
penonton secara berlebihan", kata AKBP Pardjan, ketua bagian
keamanan dalam OC "Marah Halim Cup". Soal muntahnya penonton itu
mencapai kurang lebih 75.000 orang - sedangkan Stadion Teladan
mampu menampung cuma sekitar 25.000 - menjadi berekor di dalam
koran-koran Medan. Panggabean ternyata mengulangi kata-katanya
yang diucapkan pada TEMPO pada tanggal 24 April itu beberapa
hari setelah usainya turnamen yang sampai menelan biaya sekitar
Rp 47 juta. Tapi besoknya, pada tanggal 28 April, ucapan
Panggabcan tersebut dibantah oleh Dantabes Polri Medan AKBP Drs
Slamet SP. "Seharusnya Ketua OC Marah Halim Cup itu tak perlu
lagi mencari kambing hitamnya. Turnamen sudah sukses, meskipun
ada suka dukanya. Kalau penonton terlalu banyak kenapa panitia
menjual tiket melebihi kapasitas Stadion Teladan?", tanya
Slamet. Dan sambil memperlihatkan beberapa tiket daluwarsa
ketika pertandingan terdahulu yang tertangkap basah oleh
Pardjan, ia juga telah memperingatkan Ketua Seksi Penjualan
Tiket, A. Faisal, agar tiket pada pertandingan sebelumnya yang
tidak terjual jangan dijual. "Tapi nyatanya dijual juga, kan
terlalu", kata Parajan tersungut-sungut. Sementara itu Faisal
sendiri mengatakan bahwa ia berani menjual tiket-tiket "basi"
tersebut karena "ada perintah dari Ketua OC sendiri, pak
Kamaruddin".
; Nah! Sekarang persoalannya kenapa pencandu bola Medan bisa macam
air bah masuk ke Teladan, sudah jelas. Jadi bukan cuma karena
banyak yang masuk akibat adanya "tangkap kepala" seperti yang
dituduhkan Panggabean berdasarkan wawancaranya dengan beberapa
wartawan Medan.
; Untung. Turnamen "Marah Halim Cup" yang mahal itu memang untung
sampai Rp 11 juta. Kalau pada turnamen yang lampau panitia rugi
sampai Rp 2 juta lebih malah tahun ini dari judi Hwa Hwe Toto
Koni yang dibuka selama turnamen, Panggabean mendapat Rp 60
juta. Ditambah hasil dari pemasangan reklame perusahaan minuman
keras Vigour Rp 1 juta dan perusahaan rokok "Soor" Rp…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…