Filipina: Sebuah Revolusi Yang ...

Edisi: 11/03 / Tanggal : 1973-05-19 / Halaman : 04 / Rubrik : LN / Penulis :


"Masyarakat kita harus mengambil keputusan, dan mengambil
keputusan segeta, antara demokratisasi kekayaan dan
kehancurannya sendiri. Perobahan drastis dan fundamentd
diperlukan. Revolusi, karena itu, satu-satunya jalan" Presiden
Marcos:

; -- "Today's Revolution: Democracy " (1971)

; PEROBAHAN besar kini memang sedang terjadi di Pilipina dan
Marcos yang sedang menggerakkan revolusi itu. Pahlawan perang
gerilya yang pernah mendapat bintang tertinggi dl negeri nya,
bekas pengacara, terkemuka, pernah 16 tahun menjadi anggota
Congress dari partai Liberal dan kemudian pindah ke partai
Nasionalista sebelum memenangkan pemilihan Presiden 2 kali
berturut-turut tahun 1965 dan 1969, Presiden Ferdinand E.
Marcos, 55 tahun, rnerasa bahwa dialah yang telah ditakdir kan
untuk mengadakan pembaharuan di negeri kepulauan yang
berpenduduk 40 juta itu. Sesudah Ramon Magsaysay Marcos sedang
berusaha menuliskan namanya di tempat terdepan dalam sejarah
Republik Pilipina: dia menghadapi kemungkinan yarlg sama besar
mtuk gagal dan sukses.

; Imelda Diurungkan

; Tapi apakah Republik Pilipina memang sedang dalam bahaya
sehingga perlu "diselamatkan"? Bagi lawan-lawan politik Marcos,
kedudukan Marcoslah yang justru dalam bahaya. Dan untuk
mempertahankan kedudukannya itu, demikian argumentasi
lawan-lawan Marcos, Marcos menempatkan seluruh Pilipina di bawah
Undang-Undang Keadaan Bahaya (UUKB) tanggal 21 September tahun
lalu, justru ketika masa jabatan Marcos tinggal setahun lagi.
UUKB di umumkan setelah sebelumnya Marcos berhasil mengusahakan
lahirnya konstitusi baru menggantikan konstitusi 1935 dengan
membelakangi Congress. Di bawah konstitusi 1935 -- suatu
konstitusi yang pada dasarnya merupakan jiplakan mentah dari
konstitusi Amerika -- seorang hanya boleh menduduki jabatan
Presiden paling lama 2 kali berturut-turut. Dengan konstitusi
baru -- yang merobah sistim pemerintahan yang presidentil
menjadi sistim parlementer di mana kekuasaan tertinggi
pemerintahan berada di tangan Perdana Menteri dan bukan pada
Presiden -- memang terbuka lagi kemungkinan bagi Marcos untuk
memperpanjang masa jabatannya sebagai pemegang pimpinan
eksekutif. Konon taktik ini dijalankan Marcos, setelah tidak
melihat lagi kemungkinan melaksanakan kehendaknya melalui
konstitusi lama. Maksud semula untuk mengajukan isterinya,
Imelda Romualdez Marcos ikut dalam pencalonan presiden dari
partai Nasionalista dalam pemilihan yang seharusnya diadakan di
akhir 1973 ini terpaksa diurungkan, karena Imelda di pastikan
akan kalah. Imelda malahan berada di urutan paling bawah di
antara calon-calon dari Nasionalista sendiri. Sementara itu
partai Nasionalista sendiri sedang tidak memiliki seorang
tokohpun yang menonjol yang akan mampu menandingi calon kuat dan
populer dari partai Liberal seperti Bedigno Aquino Jr - tokoh
setaraf Marcos yang bukan saja cemerlang tapi juga kaya pemilik
perkebunan tebu dan pabrik bula…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…