Sandal Jepit Di Tengah Limpahan ...

Edisi: 16/03 / Tanggal : 1973-06-23 / Halaman : 46 / Rubrik : KT / Penulis :

MELONCO ke kasino-kasino Jakarta, sesungguhnya seperti rekreasi
saja. Ini bagi seseorang yang bukan penjudi, baik profesional,
amatir atau insidentil -- meminjam istilah kalangan DKI Jaya.
Begitl kaki melangkall masuk ke dalam ruang-ruang berhawa sejuk
oleh AC itu, nafas pun nyaris tersengal oleh kepulan asap rokok
yang berbaur memenuhi sekitar. Ini pun masih pula dilengkapi
dengan suasana "pasar malam" yang hiruk-pikuk. Teriakan-teriakan
bandar yang melellgking tiba-tiba, kadang-kadang memang
mengejutkan. Dan setelah beberapa orang saling berbisik dalam
kelompok masing-masing, permainan pun dimulai. Terdengar
gemerincing fisches - kancing-kancing pengganti mata uang --
berbaur di sana-sini menciptakan suasana khas permainan judi
sebuah kasino. Harap-harap cemas pun -- harapan menang dan
kekhawatiran kalah - mempercepat detak jantung hampir semua yang
hadir. Tapi perasaan seperti ini biasanya tenggelam dalam lagak
dan gaya kaum elit, meski dasi model mutakhir -- yang terlihat
tergantung longgar di beberapa leher -- terpaksa berkoeksistensi
secara damai dengan sandal-sandal jepit merah, biru atau kuning.
Adegan ini berlangsung 24 jam non-stop di atas hamparan
permadani yang melekat di lantai dan dinding-dinding.
Satu-satunya takaran yang bel-laku di sini adalah duit. Inilah
yang menjadi ukuran sejajar tidaknya oom dan tante-tante kelewat
baya dengan bujangan belasan tahun pra dewasa serta ngko-ngko
maupun nso-nso yang biasanya kelewat getol nongkrong di Pasar
Pagi menghitung uang…

Keywords: -

---

Foto Terkait