Dilarang Mengkhitankan, Dilarang Berjilbab
Edisi: 43/23 / Tanggal : 1993-12-25 / Halaman : 70 / Rubrik : LN / Penulis : WMU
INILAH pertama kalinya pemerintahan Presiden Francois Mitterrand campur tangan terhadap perilaku keagamaan rakyatnya. Itu tampak saat pemerintah mulai gencar memasalahkan praktek agama kaum muslimin, yang bertentangan dengan hukum setempat. Lantaran berjilbab, empat siswi sekolah dasar asal Turki dan Maroko diskors, tak boleh masuk kelas. Itu terjadi di Nantua, sekitar 90 kilometer dari timur laut Lyons, November lalu. Hari-hari ini pengacara para siswi itu mengajukan banding terhadap pemerintah daerah.
Selain menindak keempat siswi itu, pemerintah juga menindak Hussein Konus. Imam berkebangsaan Turki ini dideportasikan ke negeri asalnya. Lalu, Maoulay Hassan, seorang mubalig yang rajin berceramah, kini harus menjalani tahanan rumah. Kedua tokoh muslim ini mendukung keempat siswi itu, dengan alasan, "Hukum Allah harus diutamakan di atas hukum Prancis."
Padahal, selama ini di negeri perancang mode itu pendidikan begitu terbuka. Sekolah ala madrasah, yang menggunakan bahasa Arab plus seragamnya sendiri, termasuk jilbab itu, tak diganggu-gugat. Bahkan, sesuai dengan populasi umat Islam…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…