Jepang Datang, Melihat & Menerkam
Edisi: 28/03 / Tanggal : 1973-09-15 / Halaman : 44 / Rubrik : EB / Penulis :
KETIKA bangunan megah di mulut jalan Thamrin seberang Hotel
lndonesia diresmikan Presiden Soeharto awal Desember lalu, orang
lalu menduga bahwa arus pedagang dan turis Jepang makin
berhandai-handai datang ke mari. Rukan saja karena anak
perusahaan penerbangan JAL ikut menyumbangkan 10% modal
pembangunan Wisma Nusantara & President Hotel yang bertingkat 28
itu. Tapi karena bangunan raksasa yang serba berbau Jepang itu
bisa juga diartikan munculnya semacam. Ipang Centre di jantung
Jakarta yang terpisah dari kedutaannya hanya dalam jarak 5 menit
jalan kaki. Dalam bahasa orang dagang di sini, maka rampungnya
bangunan yang menelan biaya 32,8 juta dollar AS dengan andil
Mitsui 45%, bisa diartikan bahwa Jepang berhasrat memperluas
kraan PMA mereka.
; Kado Pesawat Terbang
; Dugaan itu agaknya tidak meleset. Sebab seiring dengan pindahnya
kantor cabang Bank of Tokyo. kantor perwakilan Dai-Ichi Kangyo
Bank, JETRO, dan seperangkat perusahaan Jepang lainnya ikut
boyong ke Wisma Nusantara, para duta ekonomi dari negeri Sakura
secara non-stop memenuhi hampir seluruh ruangan di sana. Dan
tentu saja tidak lupa melangsungkan selusin konperensi dengan
pers, tokoh-tokoh bisnis dan pemerintahan sambil menyodorkan
berbagai rencana investasi menjelang Pelita II. Gemuruhnya lobi
Jepang itu tidak saja terpusat di hotel itu, tapi masuk juga ke
jalan Cendana.
; Tidak lama setelah presiden raksasa elektronika Jepang,
Matsushita ikut menyaksikan peresmian stasiun TV-RI di
Ujungpandang sumbangan haji Gobel dan National, misi Mitsubishi
yang dipimpin Chujiro Fujino menyusul mampir di Jakarta. Dan
begitu besar minat kelompok "tiga berlian" ini mengguncang kaki
bumi ndonesia, sampai-sampai sebuah pesawat terbang konon sudah
disediakan sebagai hadiah untuk Presiden. Syukur, pelicin jalan
model begini urung dibuatnya karena kepal: negara kabarnya
menyarankan liwat aspri Soedjono Humardhani agar hadiah semewah
itu disalurkan untuk perbaikan pendidikan tehnik di negeri ini.
Namun ketika ditanya kesediaam1ya membantu proyek Asahan -- yang
menurut perhitungan siphoa lepailg baru bisa kembali dalam 30
tahun -- Chujiro Fujino mel1gelak memberi jawaban terhadap
proyek jangka panjang yang penuh risiko itu. "Tergantung
kebijaksanaan kabinet Tanaka", katanya.
; Surplus Dollar & Calo Bank
; Belum lagi usai perundingan soal Asahan, timbul lagi maialah
baru yang serta merta membuat Menlu-menlu ASEAN yang
berkonperensi di Pantai Pataya, Muangthai serentak angkat suara
menentang ekspansi karet sintetis buatan Jepang, Menghadapi
situasi begini, Presiden Fuji Bank Kunihiko Sasaki dan
rombongannya yang singgah ke Jakarla tidak dapat berbuat lain
dari pada "memaklumi kecaman produsen-produsen karet alam
terhadap program itu". Sebab untuk menggolkan tawaran
kreditkomersiilnya pada Pertamina dan PNPN lainnya yang
dipandang cukup bonafid, tentu saja Fuji Bank membutuhkan
suasana yang cukup tenang untuk berembug dengan pejabat-pejabat
Ekuin RI.
; Namun jauh-jauh hari sebelum Fuji Bank dan beberapa bank Jepang
lainnya n1elibatkan diri dalam lembaga-lembaga keuangan yang
baru-baru ini disyahkan oleh Ali Wardhana, pancingan-pancingan
kredit yang tidak kepalang tanggung bcsarnya telah diumpankan
pada Pertamina. Kalau bukan langsung dari kantor pusat di Tokyo
atau cabang-cabang di Hongkong dan Singapura -- sembari
berkongsi dengan bank-bank Amerika yang punya cabang di Jakarta
-- pancingan-pancingan yang dimaksudkan untuk mengurangi surplus
dollar yang kian menumpuk di Tokyo itu disalurkan dengan
perantaraan Mitsubishi, Mitsui, Sumitomo atau sogo shosha hanya
di Jakarta. Sebab seperti dituturkan Dr Panglaykim dalam Seminar
"Berdagang dengan Jepang" di Lembaga Pendidikan & Pembinaan
Management, "perusahaan dagang Jepang sekaligus merangkap
sebagai calo bank-bank mereka". Kalau tidak, bagaimana Tatsuro
Goto, salah seorang sesepuh Mitsui begitu berselera menawarkan
investasi 1 milyar dollar AS selama Pelita II.
; Tapi jangan keliru. Sesungguhnya bukan rencana Pelita II itu
yang membuat para pedagang dan industriawan bak menitik air
liurnya melihat mangsa. Surplus dollar di Jepang sendiri yang
tetap tidak merosot setelah revaluasi Yen yang kedua, dibarengi
gejala multi nasionalisme yang menghinggapi
perusahaan-perusahaan swasta di sana mendorong "invasi" ke
seluruh dunia. Tidak terkecuali ke kawasan Asia Tenggara. Bahkan
menurut jawaban atas daftar pertanyaan yang diedarkan JETRO pada
berbagai perusahaan Jepang, 23 dari 32 perusahaan yang
diwawancarai menyatakan terpikat oleh Amerika Latim Sedang 27
perusahaan terang-terangan memilih Asia. Dan di kedua kawasan
itu, Brazilia dan Indonesia mendapat prioritas utama. Soalnya
mengapa Brazllia dan Indonesia?
; Rebutan Kue
; Jawabannya, ada macam-macam. Kalangan JETRO sendiri mencatat
keunggulan-keunggulan seperti tingkat upah yang masih rendah,
dan mudahnya mendapatkan daerah lokasi industri sebagai alasan
yang terpenting. Sedang bagi Mitsubishi yang akhir Januari telah
mengirimkan misi muhibah yang juga dipimpin Chujiro Fujino ke
Sao Paolo, kestabilan politik pemerintah Soeharto dan Emilico
Garrastazu Medici merupakan "faktor yang sangat berpengaruh".
; Hal mana tidak berarti bahwa Masyarakat Ekonomi Eropah yang
sudah diperluas dengan masuknya Inggeris Irlandia, Denmark dan
Norwegia tidak n1cllarik minat investor-investor Jepang. Justru
untuk melompati tenlbok-tembok tarif yang proteksionistis, para
usahawan Jepang telah menanamkan modalnya untuk memanfaatkan
pasaran 256 juta penduduk itu, sambil mengembangkan hubungan
dagang dengan negara-negara blok Timur. Tentunya dengan harapan
juga, hubungan dagang Jepang dengan Amerika Serikat -- yang
pernah digambarkan sebagai "saudara tua" Jepang dalam bidang
ekonomi dan teknologi -- tidak terus menerus dibayangi awan
proteksionisme.
; Walhasil, dalam tempo 6 bulan sejak Maret 1971, penanaman modal
Jepang di luar kandang meningkat 40%. Meskipun dalam angka-angka
absolut yang mengalir ke Asia Tenggara masih kalah dibandingkan
dengan kawasan-kawasan ekonomi di Utara -- AS dan MEE -
penanaman modal di Asia…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…