Sebuah Kerja Sampingan
Edisi: 29/03 / Tanggal : 1973-09-22 / Halaman : 11 / Rubrik : KL / Penulis : JUNAIDI, MAHBUB
ADA motto "Pemerintah yang bagus adalah yang paling sedikit
memerintah". Itu belum cukup, ujar pembangkang sosial Henry
David Thoreau. Yang tidak memerintah samasekali, itulah yang
terbagus. Sekarang, khotbah kaum anarki macam itu rasanya
janggal, bisa-bisa kriminil. Pemerintah zaman sekarang tak sudi
dianggap sepele. Tidak sedungu nenek moyangnya. Mereka teliti,
sigap lagi waspada. Nyaris tak ada yang lolos dari asuhan.
Pamong 4 jam nonstop.
; Begitulah. Tak peduli repot seperti apa, Pemerintah kita
sekarang menggalakkan kerja sampingan: ganyang rambut gondrong.
Bukan soal, kenapa baru ribut sekarang, walau anak-anak sudah
mulai menggondrong tiga tahun yang lalu. Pokoknya: penguasa di
Sumatera Utara, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan
entah siapa menyusul, sudah tiup terompet perang. Beliau-beliau
itu sudah sampai pada kongklusi harga mati bahwasanya di bawah
yang gondrong itu pasti tergolek dorongan berbuat brengsek,
bejat, onar, kurang senonoh. Paling sedikit bikin malas atau
pandir.
; Para gondrong boleh berdalih: Isa Al Masih gondrong. Lasykar
Krawang-Bekasi gondrong. Einstein, Beethoven, bahkan Tagore pun
gondrong. Sungguh mati, mereka itu tidak bejat.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…