Menegakkan Benang Kusut Di Laut

Edisi: 30/03 / Tanggal : 1973-09-29 / Halaman : 44 / Rubrik : EB / Penulis :


ROMA memang tidak dibangun dalam semalam. Tapi tidakkah
kerjasama pelayaran antar negara Asean bisa dibangun dalam 5
tahun?" Ucapan Menteri Perhubungan Emil Salim ketika menyambut
sidang kelima Komite Tetap Asean di bidang pelayaran pekan lalu
di Cipayung, seakan ingin menantang para peserta agar tidak
mempersoalkan yang itu-itu juga. Yang kita butuhkan kata Emil,
"bukan menyodorkan problim dan hambatan yang sama kita ketahui
dan rasakan. Namun memberi isi dan menelurkan hasil-hasil
nyata". Anjuran Menteri Perhubungan Indonesia itu memang
mendapat keplokan angukan setuju para peserta. Sejak dibukanya
sidang pertama 5 tahun lalu di Manila sampai yang keempat di
Jakarta tahun lalu, Komite Tetap dengan anggota yang sering
berubah-ubah agaknya masih berbicara dalam nada berdiplomasi.
Komite belum mampu melemparkan hasil-hasil sebagai
diidam-idamkan bersama. Kecuali, untuk mengutip Emil Salim,
"mengurangi segala soal yang manis-manis saja".

; Tapi mengulangi yang manis-manis bukan hanya dilakukan Asean
yang masih beragam pendapat. Hal itu terjadi untuk kesekian
kalinya di negeri sendiri. Berbagai spanduk warna-warni yang
terpancang di tenga! jalan, parade penuh warna dan pidato penuh
anjuran ketika menyongsong "Hari Perhubungan" tidak syak lagi
merupakan ulangan lagu lama. Mungkin, seperti kata seorang
pengusaha kapal, "Menteri Emil ingin mengembalikan gairah di
dunia perhubungan".

; Memang dunia perhubungan di Indonesia meskipun sudah dewasa
umurnya masih mengidap penyakit anak muda. Udara yang bersilang
perusahaan-perusahaan kapal terbang, gerbong-gerbong yang suka
bergoyang, kapal-kapal yang tua bangka, teepon yang membuat
orang nai,k darah dan lainlain lagi salah-salah bisa membuat
Menteri Emil Salim yang masih muda itu lekas ubanan. Lebih-lebih
kalau urat nadi ekonomi itu masing-masing suka berjalan
sendiri-sendiri. Lalu dari mana Menteri dengan Sekjen pilihan
Mayor Jenderal Slamet Danusudirdjo akan mulai?

; Sementara Tambal Sulam

; Tampaknya perhatian utama ditujukan pada dunia angkutan laut.
Khususnya pelayaran nusantara yang selama 17 tahun terakhir ini
terus sakit-sakitan hingga nyaris memactkan lalulintas ekonomi
di Indonesia. lerlalu banyak faktor penghambat untuk dikemukakan
satu per satu. Tapi sekedar memberi gambaran betapa parahnya
angkutan laut di Indonesia, Emil Salim setuju akan pendapat
bahwa "policy di bidang angkutan laut tidak pernah mantap".
Atau, seperti kata Soedarpo Sastrosatomo pengusaha perkapalan
dari Samudra Indonesia, "boleh dibilang belum memiliki suatu
policy". Memang, kalau dikaji dari satu PP (Peraturan
Pemerintah) ke lain PP plus yang disingkat dengan Keppres dan
Penpres, tidak kurang dari 9 peraturan dikeluarkan sejak tahun
1954.

; Sedihnya, banyak dari peraturan itu tidak menopang satu sama
lain. Namun seakan masih coba-coba, setiap Menteri yang tampil
biasanya menjungkir-balik peraturan Menteri sebelumnya. Misalnya
PP5 yang dikeluarkan Ali Sadikin ketika menjabat Menteri
Pelayaran di tahun 1964 seakan dibuyarkan oleh penerusnya sampai
dengan zaman Menteri Frans Seda. Kalau Ali Sadikin bersama chef
staff Laksamana Sudomo ketika itu telah melakukan operasi yang
cukup drastis tapi efektif dengan merasionalisasikan baik
perusahaan maupun jumlah kapal, peraturan susulannya sebaliknya
mencairkan kembali gagasan semula dengan penuh sifat
kesementaraan kondisi institusionil yang tambal sulam serta
kondisi fisik yang buruk dan menghambat operasi kapal, agaknya
dapat diteliti dari daftar perusahaan pelayaran.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…