Pertamina Dan Kemarau Minyak

Edisi: 36/03 / Tanggal : 1973-11-10 / Halaman : 48 / Rubrik : EB / Penulis :

KALAU memang berjalan lancar, gencatan senjata tidak syak lagi
merupakan obat mujarab -- meskipun sementara -- untuk menyudahi
baku hantam Arab-Israel. Tapi gencatan senjata itu sendiri
tampaknya tidak merupakan jaminan bahwa kran minyak akan kembali
dibuka lebar. Peter Hillmore dari The Guardian akhir Oktober
lalu menyimpulkan bahwa dunia tengah dilanda kekurangan minyak
sekitar empat juta barrel sehari. Jumlah yang menurut Hillmore
"dua kali lebih dari kebutuhan seluruh Inggeris sehari",
diramalkan akan bertambah gawat. Kegawatan mana ditandai ketika
dua pekan lalu negara-negara minyak Arab secara serempak
mengumandangkan lagu yang lama ingin mereka nyanyikan: secara
bertahap tapi pasti mengurangi aliran minyaknya ke AS dan sekutu
Israel lainnya.

; Begitulah, keputusan bulat yang dipelopori Presiden Gaddafy dari
Lybia dalam tingkat yang berbeda-beda telah diikuti oleh
Aljazair, Arab-Saudi, Kuwait dan sejumlah Emirat di sekitar
teluk Persia seperti Abu-Dhabi, Qatar, Dubai, Ajman, Fujairah,
Umm Al Qaiwan dan Sharjah yang umumnya bernaung di bawah payung
komando raja Faisal. Raja-raja minyak dari Maghrib sampai
Masyrik kali ini satu pendapat untuk menggunakan minyak sebagai
senjata untuk menekan Amerika bermesra mesra dengan Israel,
Malangnya, penciutan produksi yang dilansir raja Paisal…

Keywords: -

---

Foto Terkait