Dua Keraguan Pronk
Edisi: 38/03 / Tanggal : 1973-11-24 / Halaman : 06 / Rubrik : NAS / Penulis :
SEBELUM saya tiba di Indonesia, terus-terang saya memang sudah
dihinggapi 2 keraguan", kata JP. Pronk. "Pertama", katanya,
"apakah sarjana-sarjana, seperti Wijoyo misalnya, cukup punya
kesempatan kerja. Kedua, apakah keputusan-keputusan yang mereka
buat bisa sampai ke tingkat paling bawah mengingat panjangnya
rantai birokrasi dan banyaknya instansi pengambil keputusan".
Dan di hadapan mahasiswa dan undangan yang memenuhi ruang kuliah
Fakultas Kedokteran UI tingkat I hari Selasa pagi yang lalu,
secara terus terang pula ketua IGGI itu mengakui bahwa setelah
seminggu berada di Indonesia ia masih tetap dihinggapi keraguan
tersebut. Selama di Indonesia menurut Pronk,
pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya kepada pejabat-pejabat di
sini selalu dipusatkannya pada dua keraguannya di atas. "Dan
saudara-saudara jangan meremehkan kemampuan saya untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti itu", katanya,
mengulangi apa yang telah diucapkannya dalam pertemuan dengan
mahasiswa-mahasiswa Yogyakarta di kampus Gajah Mada hari Sabtu
minggu lalu. "Tapi apakah anda merasa memang telah bertemu
dengan orang-orang yang tepat di sini", tanya TEMPO…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?