Sang Penyair Dan Sang Panglima
Edisi: 38/03 / Tanggal : 1973-11-24 / Halaman : 14 / Rubrik : TER / Penulis :
PADA suatu malam Agustus 1970 W.S. Rendra ditahan. Ia, bersama
10 orang lain, bersemadi di petak rumput di tengah Jalan
Thamrin, Jakarta. Malam itu beberapa ratus mahasiswa menyiapkan
secara massal aksi "Malam Tirakatan", sementara gabungan pasukan
bersenjata bermaksud menggagalkannya. Bentrokan kekerasan
dikhawatirkan. Rendra dan yang lain-lain telah berhasil membujuk
para mahasiswa (di pimpin Arief Budiman) untuk mundur saja, dan
sebagai ganti menawarkan diri untuk melakukan semadi dan
tirakatan di tempat yang telah ditetapkan. Fihak penguasa
agaknya menyangka Rendra dkk sebagai demonstran yang bandel, dan
ia ditahan 20 jam. Walaupun dalam interogasi yang dilakukan
malam itu seorang tahanan menamakan tindakan mereka sebagai
"tumbal" buat mencegah terjadinya bentrokan antara mahasiswa dan
tentara, sedikit sekali difahami motif Rendra dkk malam itu.
Dalam suasana bertentangan, orang yang tak mengabungkan diri
rnemang sering sulit direngerti. Apalagi oleh mereka yang
fanatik.
; Dan cerita Mastodon & Burung Khondor adalah tentang semua itu.
Ada militer yang berkuasa dan melaksanakan pembangunan, ada
mahasiswa yang melakukan perlawanan revolusioner dan ada seorang
penyair yang menentang kedua hal itu sekaligus. Ditaruh dalam
latar nun jauh di Amerika Latin, cerita bikinan Yogya ini dengan
sangat efektif sebenarnya berbicara tentang Indonesia. Atau
mungkin lebih tepat: tentang pandangan Rendra mengenai
sekitarnya dan dirinya. Tokoh Jose Karosta, sang penyair, tidak
silap lagi adalah semacam potret-diri. Kata "semacam" perlu
dicantumkan di situ, jika kita terbiasa mengartikan potret-diri
adalah seperti yang dibikin Affandi. Sebab bila Affandi
mendramatiskan ketidak-elokan paras, Rendra memproyeksikan
sebuah ideal dalam diri Jose Karosta. Bila Affandi tak tertarik
untuk kontur, dalam tokohnya Rendra justru seperti membubuhkan
aureole. Jose adalah penyair yang dikagumi dan dikitari orang
banyak, suka gadis semampai, suka eksperimen kesenian, pembaca
sajak yang merangsang urat syaraf", radikal dan suka
mempertanyakan, "tidak memerlukan lembaga" dan boleh…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…