Soebrantas, Kerbau Dan Kakus

Edisi: 38/03 / Tanggal : 1973-11-24 / Halaman : 22 / Rubrik : DH / Penulis :

SEMINGGU setelah pelantikannya sebagai bupati, 25 Mei 1967
Soebrantas mulai memboyong semua peralatannya ke Bangkinang,
ibukota Kabupaten Kampar. Ini bukan tidak luar biasa. Enam orang
bupati terdahulu lebih suka tetap berkantor di Pekanbaru,
meskipun semenjak tahun 1956, Bangkinang telah ditetapkan
sebagai ibukota Kabupaten. Tetapi pemindahan semua aparatur dan
kelengkapan Kabupaten tidak kunjung terlaksana. Sebahagian
terbesar disebabkan ketiadaan anggaran sebahagian lainnya karena
tidak suka bertempat tinggal di Bangkinang, kota yang memang
sangat lengang itu. Tanya beberapa rumah tua, bangunan seperti
kandang ayam yang dinamai pasar, terletak di pinggir jalan
Pekanbaru Padang. Selebihnya hutan yang tidak pernah lengang
oleh nyamuk dan binatang buas. Begitulah gambaran Bangkinang
segera setelah Belanda angkat kaki selesai perang kemerdekaan.
Dapat dimengerti keengganan para bupati terdahulu, sehingga
lebih seperempat juta penduduk Kabupaten harus datang ke
Pekanbaru, ibukota Propinsi Riau, meski untuk urusan di
lingkungan Kabupaten saja.

; Keengganan pemindahan tidak hanya terlihat pada bupati. Ketika
tahun 1967 Soebrantas menggusur semua kantor lingkungannya ke
Bangkinang, 60 KM dari Pekanbaru, ia bukan tidak sering dapat
umpatan. Dan itu datangnya tidak lain tidak bukan dari pegawai
Kabupaten sendiri. Tidak ada perumahan. Kantor Dinas juga belum
didirikan. Hampir semua keperluan belum dimiliki. Tapi
Soebrantas, Kolonel yang jadi…

Keywords: -

---

Foto Terkait