Udara Perang Kampak

Edisi: 47/03 / Tanggal : 1974-01-26 / Halaman : 24 / Rubrik : KRI / Penulis :

PENCURIAN log-log di daerah kehutanan yang berbatasan dengan
Sumatera Utara sudah mulai reda. Ketika itu sempat juga rarnai,
apa lagi setelah DPRD Kabupaten Aceh Timur mengeluarkan memo dan
menuduh para pemegang konsesi di sana "teiah menggarap
hutan-hutan milik penduduk" (TEMPO, 25 Agustus 1973). Sekalipun
begitu, pencurian sekali-dua masih juga berlangsung karena
minusnya petugas hutan.

; Masih soal hutan. Sekali ini bukan hutan yang di gunung. Tapi
penggarapan hutan (log) bakau milik pemegang konsesi, yaitu PT
Bakau Selat Malaka. Sejak sebulan yang lalu keadaan di pesisir
sekitar Kuala Manyak Payed mirip benar seperti mau timbul
semacam "perang-kampak" antara buruh-buruh PT Bakau Selat Malaka
dengan penebang-penebang kayu bakau yan bekerja pada dapur-dapur
arang. Merasa haknya jelas-jelas diperkosa PT Bakau Selat Malaka
yang memiliki areal konsesi 20 ribu hektar itu terpaksa
menangkap sampan-sampan yang mengangkut kayu- bakau miliknya.
Sekaligus hal pencurian yang dilakukan orang-orang suruhan
pemilik dapur-arang itu diadukan kepada polisi di Langsa.

; Akibat adanya penangkapan - yang kabamya sudah dua kali
dilakukan suhu pertentanganpun makin tinggi. Sementara itu
bupati Ayup Yusuf, entah kepeleset lidah, kembali melontarkan
tuduhan di depan beberapa wartawan di sana bahwa "PT Bakau Selat
Malaka itu bermodal Cina". Tapi pada TEMPO, manager perusahaan
tersebut, Hasan Sanusi membantah keras tuduhan sang bupati.
"Seratus prosen milik Pribumi. Kalau tak percaya boleh periksa".

; Dapat angin. Entah ada mendengar ocehan atau memang ada yang
menyampaikan pada mereka, pada tanggal 29 Nopember 1973 dua
belas orang pengusaha arang di daerah Manyak Payed telah
mengirim surat kepada Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Aceh dan
juga…

Keywords: -

---

Foto Terkait