Terapung-apung Di Sampur

Edisi: 49/03 / Tanggal : 1974-02-09 / Halaman : 37 / Rubrik : HB / Penulis :


DI pantai Talnjung Priok, laut yang jinak memiliki tembok
pembatas dari perairan yang berbahaya. Di sana air lebih sering
kotor. Warnanya tidak sebiru seperti dalam sajak-sajak. Walau
demikian, setiap hari Minggu daerah yang dinamakan Sampur itu
mengisap banyak muda-mudi, anak kecil dan orang-orang cukup tua
dari sekitarnya. Mereka duduk di bawah pohon waru, melihat
kapal-kapal yang lagi termenung di tengah menanti giliran masuk
pelabuhan, atau yang sedang membelah air dan menghilang ke
horison. Sebagian muda-mudi menanggalkan pakaian dan masuk ke
dalam air, meskipun mata mereka melihat jelas air yang tidak
jernih dan tidak jarang mengandung kotoran. Keramaian ini
memuncak pada hari-hari besar yang lain, seakan-akan memang
benar cinta manusia kepada laut tidak putus-putusnya. Habis kata
nenek, nenek-moyang anda orang pelaut.

; Dengan sederhana pantai Sampur menjadi tempat berhibur
--menggantikan jarak pandangan mata yang bertambah pendek dalam
kota Jakarta karena bangunan yang semakin rapat. Duduk di tebing
yang disemen -- untuk memisahkan daratan dari pasir yang cukup
jorok -- memang kadangkala ada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
Bulan Denpasar Manggung di Jakarta
1994-01-22

Lagu itu cukup komunikatif, iramanya sesuai dengan selera kita, dan memang aslinya denpasar moon berirama…

S
Sangkuriang Memburu Cinta
1993-06-12

Cerita klasik sangkuriang dipentaskan di bandung. eksperimen baru yang didominasi musik ini baru setingkat opera.…

P
PERSEMBAHAN SEORANG RUTH
1993-02-06

Ruth sahanaya mengadakan konser tunggal di tim, jakarta. ia penyanyi terbaik indonesia dan mau bersusah-susah.…