Dari Sudut-sudut Masa Lampau
Edisi: 51/03 / Tanggal : 1974-02-23 / Halaman : 26 / Rubrik : ILS / Penulis :
SUDUT kanan bagian belakang Museum Pusat Jakarta, bukan tempat
menarik. Sudut ini dipenuhi rak-rak buku. Sedikit gelap, pengap,
ditambah onggokan kertas yang tampak seperti sampah saja. Inilah
ruangan di mana sekitar 6.000 naskah kuno dan lama disimpan.
Sepintas-lalu memang tidak menarik buku-buku lapuk ini. Tapi,
"kenikmatan selalu mampir di hati kalau kita telah membacanya"
kata Dra. Jumsari Jusuf, Kurator Naskah Museum Pusat.
; Tentunya tidak hanya karena hal itu maka banyak orang asing
mampir ke ruang ini. Menekuni lembar demi lembar, sering
seharian mereka memotret ratusan lembar buku yang telah lama
dicari. Misalnya Qur'an Tartar. Qur'an ini ditemukan di Aceh,
tapi berasal dari Tiongkok. "Ada profesor dari Inggeris pesan
supaya saya memelihara Qur'an ini baik-baik, karena tidak ada
duanya di tempat lain", kata Sadjimin. Sadjimin ini tadinya
tentara, dan sekarang teronggok di bagian naskah -- dan nyatanya
kecekatan tangannya cocok untuk memelihara buku-buku hampir
rapuh daripada membersihkan bedil.
; Qur'an ini memang elok. Sebesar bantal, ditulis tangan, setiap
halaman dihias dengan lukisan bermotif Tiongkok atau
negeri-negeri di belakangnya. Di lemari ada pula yang lain:
Tajussalatin (Mahkota Raja-Raja). Lalu buku-buku karya
Ranggawarsita dan Serat centhlni yang 5000 halaman, yang sering
disebut "Ensiklope dia Jawa" . Sejak September 1970, kekayaan
naskah Indonesia bertambah lagi. Lewat Ratu Yuliana, Pemerintah
Belanda telah mengembalikan Negara Kertagama kepada Presiden
Soeharto yang lagi berkunjung ke sana. Buku ini berhasil kita
miliki sekarang -- biarpun hingga kini masih disimpan di jalan
Cendana 8.
; Dikejar waktu. Museum, ketika mememamerkan naskah-naskah
tersebut akhir Januari, telah membagi-baginya berdasar kategori
per daerah. Ternyata hampir semua naskah seluruh daerah di
Indonesia berhasil dikumpulkan di sini. Dalam kumpulan naskah
Aceh, terkum-pul jumlah 71 buah dan sebagian besar ditulis dalam
huruf Arab: baik dalam bahasa Arab atau juga dalam bahasa Aceh.
Terdapat juga buku Tatabahasa Aceh karangan Snouck Hurgronje.
Buku ini merupa-kan kursus tertulis yang diperuntukkan bagi para
opsir Belanda. Kumpulan naskah Batak dalam pada itu
memperlihatkan betapa dahulu kala mereka menuliskan segala
sesuatu -- mantera, kalender -- pada bilah-bilah bambu. Karena
itu kumpulan naskah ini disebut juga "Surat-Surat Buluh".
Koleksi naskah Jawa adalah koleksi yamg terbanyak: 2448 buah.
Tak heran: dalam kategori 'Jawa' termasuk juga naskah-naskah
Banten, Sunda, Cirebon. Naskah-naskah ini selain laris dilihat
orang juga banyak yang sudah ditranskrip.
; Naskah-naskah Sumatera, terbanyak naskah Melayu -- termasuk juga
yang berasal dari Minangkabdu. Pada kumpulan naskah Melayu Riau
terdapat juga syair Singapura Dimakan Api, karya Abdullah bin
Abdulkadir Munsyi. Setelah itu naskah Bali: sebagian besar dari
daun lontar, disimpan dalam kopor-kopor kaleng. Sedang
naskah-naskah Sasak, Ende, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan
Irian Jaya sebagian besar berupa daftar kata-kata yang mendekati
kamus sederhana atau pantun-pantun.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…