Ke London Lewat Bandung
Edisi: 52/03 / Tanggal : 1974-03-02 / Halaman : 43 / Rubrik : OR / Penulis :
AKHIRNYA Rudy ketemu King. Sekiar 5.000 penonton meluangkan malam panjang 16 Pebruari untuk menyaksikan pertandingan pertama antara Juara Dunia dan calon "pengganti"nya. Kemana saja gedung olahraga Gelora Bandung yang normalnya hanya bisa menampung 2.500 orang, menjadi luber. Luapannya mendesak penonton di sekeliling lapangan ke pinggir garis. Sehingga praktis merekalah penjaga-garis. Di luar gedung, masih ratusan pemegang karcis berdesakan mencari pintu masuk. Mereka ada yang membeli karcis Rp 500 dengan harga catut sampai Rp 2.000. Ketika pertandingan "seleksi" dimulai pada jam 18.30 suara hitungan wasit dan tepuk sorak penonton di dalam menembus ke luar, seolah mempersilakan para penonton di pekarang-an gedung segera masuk. Ya, mau masuk ke mana. Beberapa daun pintu ditempeli "di dalam telah penuh sesak". Penonton mana mau mengerti. Sebuah pintu bobol dan sebuah lagi nyaris jebol ketika petugas mempersilakan Jane dan Tintje -- masing-masing tunangan Rudy Hartono dan Iie Sumirat -- serta para anggota keluarga yang datang agak terlambat masuk dari pintu belakang. Udara Bandung yang yang sejuk malam itu menjadi hangat oleh penonton yang telah menunggu sejak pukul 5 sore. Harap dimaklumi gedung olahraga Gelora Bandung ini, terlampau kecil untuk melayani pertandingan besar.
Bukan soal. Di dalam otomatis jatah oksigen menipis dan kepulan asap dari mulut pecandu rokok turut memudarkan penerangan Gelora yang cahayanya hanya kira-kira separuh dari Istora Senayan. "Ini ujian pertama buat 10 pemain pelatnas sebelum mereka diberang-katkan ke All England", komentar seorang penonton. Sementara itu reporter TEMPO, Herry Komar yang beruntung…
Keywords: PBSI, Juara All England, Rudy Hartono, Iie Sumirat, Liem Swie King, Svend Pri, Tjuntjun, Fleming Delfs, Sture Johnson, Gunalan, Sudirman, Yohan Wahyudi, Ade Chandra, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…