Dia Bukan Bintang Film

Edisi: 05/04 / Tanggal : 1974-04-06 / Halaman : 14 / Rubrik : ILS / Penulis :

SEMUANYA berebut ingin paling dekat dan paling jelas. Tiba-tiba:
buk! Pot antik dari Istana Yogya terguling, nyaris menyerempet
sepatu Ratu Elizabeth II. Ratu cuma melirik sedetik: pada pot
yang terguling dan tanpa memancarkan kejengkelan atau terkejut,
dia melangkahkan kakinya menuju balairung. Malam harinya
kemudian ada pengumuman bahwa tidak seberkas blitz pun yang
boleh mengganggu santap malam di Puro Paku Alaman. Juru foto
dalam dan luar negeri boleh libur malam itu, karena Ratu tidak
mau dipotret. Juga keesokan harinya ketika Ratu meninjau pameran
kerajinan tangan di pendopo Hotel Ambarukmo. Rupanya orang yang
mau memotret Ratu selama di Yogya dan Borobudur memang luber
sekali. Ada yang wartawan, ada yang amatir dan tidak kurang pula
yang motret karena pesanan.

; Soal jumlah wartawan ini, kali ini memang luar-biasa. Dengan
sedikit keheranan pernah Pangeran Philip bertanya kepada
Presiden Soeharto: "Berapa jumlah wartawan Tuan?" Dan Soeharto
menjawab: "Kira-kira seratus". Tapi seperti yang terlihat di
keraton Yogya dan acara di Borobudur saja, jumlah orang-orang
yang menyandang kamera tak kalah banyaknya dengan jumlah tamu
yang hadir. Malangnya beberapa di antara penyandang kamera ini
kadang-kadang lupa untuk mengambil opname-opname yang bagus
karena sibuk meraba-raba pistol yang kadang tersembul dari bawah
bajunya.

; Jelimet.

; Kabarnya, dari serentetan tamu negara yang pernah mampir di
Indonesia, persiapan kunjungan Ratu Elizabeth II adalah yang
paling jelimet. Biasanya bila seorang kepala negara akan
mengunjungi…

Keywords: -

---

Foto Terkait