Menampung Gairah Jepang

Edisi: 06/04 / Tanggal : 1974-04-13 / Halaman : 38 / Rubrik : EB / Penulis :

SEBULAN yang silam suatu upacara simbolis berlangsung di gedung
Departemen Pertanian, Jakarta. Dan sejak saat itu penggilingan
beras yang dibangun Sumitomo Shoji Kaisha -- kongsi PT Kapin --
di kecamatan Cikampeh diserahterimakan dari Dirjen Pertanian ke
Dirjen Koperasi. Maksudnya untuk digunakan sebagai pusat latihan
BUUD sekabupaten Karawang. Dan sejak itu pula berakhir
suara-suara sumbangan pemilik-pemilik pabrik beras nasional di
kawasan gudang beras IKI itu akibat saingan kongsi Jepang yang
selalu bebas kontrak beras Bulog. Lebih-lebih mengingat belum
dicabutnya PP No. 65/1971 yang melarang modal asing bergerak
dalam bidang penggilingan beras di pulau Jawa dan Madura.

; Tiada jalan lain.

; Riwayat terjunnya Jepang yang ini ke bidang perberasan memang
cukup ruwet. Bermula dan usaha bersama di bidang pengadaan
sarana produksi pertanian ketika Bimas Gotong Royong sedang
hangat-hangatnya setelah beberapa musim Sumitomo & Kapin mulai
puyeng. Konon mereka selalu rugi. Maka diputuskanlah untuk
bergerak di bidang pengolahan saja. Karena dalam surat
permohonan PMA tercantum rencana membuka pusat latihan dan
sekaligus sales-promotion teknologi pengolahan beras, jagung dan
kacang hitam secara mutakhir, Sumisho-Kapin mendapat izin. Namun
hanya untuk mengadakan penelitian dan percontohan bagi petani
sekitarnya. Bukan untuk tujuan-tujuan komersiil. Nyatanya
ketentuan itu dilanggar oleh Sumisho-Kspin ketika krisis pangan
1972 membuat harga beras meninggi. Yang serta
merta membangkitkan keresahan pemilik-pemilik pabrik beras di
sekitar Karawang yang makin cemas menyaksikan kaki-tangan
Sumitomo berani memborong padi petani dengan harga…

Keywords: -

---

Foto Terkait