Bersiaga Di Medan Inflasi

Edisi: 07/04 / Tanggal : 1974-04-20 / Halaman : 48 / Rubrik : EB / Penulis :

BUKAN suatu hal yang luar biasa kalau trio Widjojo Nitisastro -
Ali Wardhana dan Gubernur B.I. Rachmat Saleh awal minggu lalu
telah berbincang-bincang tentang itu tingkat inflasi yang makin
menjadi-jadi. Tapi yang terasa agak luar biasa adalah ketika
tindakan melawan inflasi, kali ini keluar dari sidang Dewan
Stabilisasi Politik (DSP) untuk kemudian dikukuhkan dalam Dewan
Stabilisasi Ekonomi (DSE). Mudah diduga kalau lampu merah yang
dinyalakan DSP itu berarti bahwa tindakan melawan inflasi itu
tak akan di tunda-tunda lagi. Atau, bak kata seorang pejabat
tinggi, "soalnya sudah dianggap serius oleh Presiden sendiri".

; Masuk akal.

; Beberapa bulan berselang, sementara ahli sudah meniup peluit
agar Pemeritah mulai mengambil kuda-kuda, mengingat keadaan
tingkat inflasi yang sebenarnya lebih parah dari yang tampak
dalam indeks 62 bahan. Kendati ketika itu tongkat pengukur
inflasi yang Jakarta-sentris baru menunjukkan angka 20% --
tingkat paling tinggi sejak awal Pelita I -- indeks 9 bahan
pokok di beberapa daerah kabarnya sudah menunjukkan persentasi
yang jauh lebih tinggi. Dengan kata lain, beban golongan
berpenghasilan Rendah di daerah-daerah sudah lebih besar
daripada angka yang ditunjukkan indeks 62 bahan itu. Misalnya
antara bulan Juli 1972 dan Mei, ketika indeks biaya hidup di
Jakarta naik dengan 30%, kenaikan biaya hidup di Banda Aceh
relatif lebih rendah (12% Sementara Yogya, Banjarmasin dan Ujung
Pandang mengalami kenaikan indeks 407, (TEMPO, 3 Nopembcr 1973).
Tapi gong pertanda panasnya situasi harga-harga adalah ketika
tingkat inflasi melonjak sampai 47%, terhitung awal Desember
1973 sampai akhir Maret 1974. Dan Menteri Keuangan…

Keywords: -

---

Foto Terkait