Bagaimana Amsterdam?

Edisi: 10/04 / Tanggal : 1974-05-11 / Halaman : 43 / Rubrik : EB / Penulis :

BAB krisis enersi serta bonanza minyak bumi yang sedang
dinikmati Indonesia ternyata masih panjang buntutnya. Malah
sempat menjadi bahan perdebatan yang hangat di sidang tahunan
Dewan Gubernur Bank Pembangunan Asia (ADB) di Kuala Lumpur.
Meski sesungguhnya tidak tertera pada agenda sidang yang dibuka
25 April yang silam. Ibarat gong mengakhir perdebatan itu,
kata-kata Presiden ADB. Shiro Inoue selesai memimpin pertemuan 3
hari itu cukup mencemaskan delegasi Indonesia yang baru saja
bubar jalan. "ADB mungkin akan menghentikan pinjaman lunak bagi
Indonesia", ujar Inoue pada pers di negeri Tun Razak. iengapa?
"Karena Indonesia kini menikmati tambahan pendapaan yang sungguh
besar dari minyaknya". Selanjutnya Shiro Inoue itu membeberkan
taksiran banknya sebagai berikut: tahun ini RI akan memperoleh
pemasukan dari minyak sebanyak 4 milyar dollar AS atau sekitar
1,66 trilyun rupiah. Dengan pemasukan yang melebihi rancangan
APBN 1974/75 yang berjumlah 1,57 trilyun rupiah untuk masa
mendatang Indonesia sudah mampu menerima pinjaman dengan buna
biasa. Dengan demikian kecil harapan bagi para perencana
pembangunan di negeri ini untuk ikut menikmati pinjaman dari
dana ADF (Asian Development Fund -- persyaratannya mirip dana
IDA dari dan Bank Dunia - Red) yang jumlahnya 525 juta dollar
AS, dan pertama kali akan mulai beroperasi bulan depan.

; Per kapita. Boleh dikata penegasan Presiden Bank Pembangunan
Asia itu merupakan jawaban yang sungguh-sungguh tidak di luar
dugaan delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menkeu Ali Wardhana
sendiri. Ketika soal "petrodollar" (devisa dollar tambahan
akibat…

Keywords: -

---

Foto Terkait