Oleh Ws Rendra
Edisi: 23/04 / Tanggal : 1974-08-10 / Halaman : 38 / Rubrik : TER / Penulis :
DENGAN rambut memutih, pipi menipis, raut menua tapi mata tetap
ekspresif, Rendra muncul. Ia menggeram. I a Kreon. Sulit untuk
membantah pendapat bahwa ia memang aktor terbesar yang dimiliki
teater kita kini. Meskipun harus dicatat: dalam pementasan
Antigone akhir Juli yang lalu di TIM itu Rendra sebenarnya tidak
ingin memerankan Kreon, sebagaimana ia dulu tak memerankan
Oedipus. Ia mengekspresikan gambaran tentang tokoh tragedi. Tapi
apakah sebenarnya perbedaan Oedipus dengan Kreon, jika kedua
tokoh karya Sophocles itu dilihat sebagai unsur pokok dalam 2
cerita yang polanya sama -- di mana Nasib lebih menakutkan dari
pada dewa Yunani kuno, dan manusia hanya bisa
menggelepar-gelepar seperti ikan terjaring? Keterpesonaan Rendra
akan kehebatan Nasib itulah agaknya yang menyebabkan ia dulu
mementaskan Oediptls Rex dan kini Antigone: manusia menjadi
menarik sebagai tokoh tragedi karena bayang-bayang gelap Nasib
yang menyelubunginya, bukan karena warna-warni batinnya. Dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…