Yang Rujuk Dan Yang Talak
Edisi: 26/04 / Tanggal : 1974-08-31 / Halaman : 08 / Rubrik : INT / Penulis :
DUA puluh empat jam sebelum tanggal 18 Agustus -- saat
berakhirnya waktu ultimatum Sadat (TEMPO 17 Agustus 1974) --
tiba-tiba muncul tokoh baru dalam sejarah diplomasi Arab. Orang
itu adalah Zayed Bin Sultan Al Nahasan, ketua Federasi Emirat
teluk Parsi. Inilah tokoh yang berhasil membujuk Sadat untuk
menerima Gaddafi dalam suatu majelis perundingan. Entah
bagaimana jalannya acara pembujukan, tapi tanggal 17 Agustus
malam, Gaddafi sudah bersalaman lagi dengan Sadat di istana
Iskandariah setelah lama saling mencaci maki. Singkat cerita,
kedua pemimpin, setelah berembuk tiga jam, sepakat untuk
melanjutkan dialog ke arah kerukunan kembali. Dan tanggal 1
September ini, delegasi Mesir pimpinan Mandhoub Salem akan
bertolak ke Tripoli, ibukota Libia.
; Ultimatum Sadat
; Belum bisa diramalkan hasil pendekatan baru Kairo-Tripoli ini.
Tapi untuk sebentar menengok ke belakang, tidak salahnya kalau
dituturkan kembali awal mula perpecahan itu. Hatta maka di bulan
Oktober tahun silam, perang antara Arab-Israel pecah kembali.
Libia yang paling getol anti Israel anehnya tiba-tiba menyatakan
ketidaksetujuannya terhadap terlibatnya Mesir dalam perang itu.
Macam-macam alasan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…