Festival Pop, Catatan Kaki
Edisi: 26/04 / Tanggal : 1974-08-31 / Halaman : 26 / Rubrik : MS / Penulis :
MEMAKAI satu stel jas merah tua di luar hem hijau daun, Broery
Marantika yang sudah memikul kumis di atas bibirnya masih perlu
mengenakan kaca mata bening. Potongan tubuhnya yang sedap
dipandang, bersih dari ulah ugal-ugalan yang sudah menjadi ciri
khasnya itu. Agaknya kekalahannya di Tokyo tahun lalu serta
berkumpulnya 16 finalis berat-berat lainnya menyebabkan dia agak
nyeri juga. Dengan sederhana ia maju ke depan, mengangguk kepada
isi perut Jakarta Teater malam 13 Agustus itu, dan memberikan
syarat kepada band The Disc pimpinan Arnold Portier yang masih
setia menggiling para penyanyi Festival Pop 1974. (Festival ini
teIah diikuti 237 peserta -- tahun lalu hanya 137 peserta).
; Surat Jalan
; Ia menyanyikan lagu Cinta -- salah satu dari tujuh lagu yang
diberi penghargaan sebagai finalis dalam lomba menyusun lagu
yang diikuti 165 peserta (tahun lalu hanya 88 peserta). Lagu ini
terdengar lembut, menanjak pelan-pelan, lantas memecah dan
mendatar dalam satu penyerahan untuk kemudian memental kembali
ke dalam satu loncatan yang panjang. Sebuah lagu yang cukup
menantang untuk dimainkan oleh materi suara yang secara teknis
sudah trampil, dan cukup banyak punya peluang untuk diisi dengan
improvisasi. Broery adalah orang yang tepat untuk ini. Kedua
kakinya menancap dengan yakin di level yang dibuat khusus dengan
rancangan yang pop. Lalu suaranya yang punya tegukan yang
jantan, merambat seakan-akan mengangkat lengannya menyampaikan
beberapa bait syair -- yang sesungguhnya jauh dari sempurna,
tetapi sudah berhasil menghindari dari pagutan cengeng:
; Ke gurun engkau turut
; Ke kutub dengan ikut
; *
; Bersama sehidup semati
; Demikian, kau ucapkan janji
; Menangis kita berdua
; Tertawa bersama
; *
; Tapi kini.... apa terjadi?
; Segalanya kau tak perduli lagi
; Dan yang lebih menghancurkan kalbu
; Kau bercumbu didepanku
; *
; Oh Tuhan tunjukkanlah!
; Dosa dan salahku
; Mudahnya dia buat janji,
; Semudah dia ingkar janji
; *
; Alangkah kejamnya . . . cinta
; Alangkah pedihnya!
; Ooooooooooh! Kejam!
; Ooooooooooh! Pedih !
; Cinta, Oooh! Cinta!
; **
; Para penonton…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…