Bintang Radio Lagi

Edisi: 30/04 / Tanggal : 1974-09-28 / Halaman : 28 / Rubrik : MS / Penulis :


KEMBALI di Jakarta, Saiful Bahri bekas pemimpin Orkes Studio
Jakarta (OSD) -- setelah 11 tahun hijrah ke Malaysia -- merasa
kecewa. "Kita tak pernah mendengar lagi lagu seriosa, hiburan
bermutu dan keroncong yang bersifat simfoni", katanya, "semua
sekarang ini nampaknya mencari duit -- dengan duit agaknya
mereka baru bisa bicara". Walaupun begitu parah nampaknya
permusikan Indonesia di mata Saiiul Bahri, pemimpill orkes
kepunyaan RRI tahun limapuluhan itu toh masih punya harapan.
Betapapun mundurnya musik Indonesia menurut Saiful, ketidak
seimbangan perkembangan musik pop dan jenis yang lainnya hanya
tidak akan menyebabkan misalnya seriosa maupun keroncong hilang.
Katanya, "selama rakyat Indonesia masih makan tempe, musik-musik
itu tidak bakal hilang". Tergantung soalnya kepada cerdik pandai
negeri ini misalnya pejabat radio, film atau televisi, "apakah
rakyat yang mau dikasih obat atau racun", tanya Saiful,

; Tradisi Melembaga

; Selama ini -- terutama setelah pemilihan bintang radio lahun
1968 -- memang terasa media massa, terutama kepunyaan
pemerintah. cenderung untuk menyajikan musik populer. Walaupun
jenis musik ini bukan racun seluruhnya. Lebih-lebih ketika tahun
1969 RRI sama sekali absen dalam penyelenggaraan pemilihan
Bintang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14

Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…

N
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21

Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…

A
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21

Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…