Oleh-oleh Santiago

Edisi: 35/04 / Tanggal : 1974-11-02 / Halaman : 12 / Rubrik : INT / Penulis :


Toeti Kakialatu selama 10 hari berada di Chili, dan
kembali ke Jakarta dua minggu yang lalu. Ini adalah
laporannya tentang negeri itu.

; DUA bulan sebelum Salvador Allende bunuh diri, seorang anggota
parlemen dari partai sosialis di Chili, Mario Palegro berseru:
"Mengapa kita tidak meniru Jakarta?" Mengapa sampai teriakan
yang menyanjung-nyanjung Jakarta ketika itu juga terdengar
sampai di jalan-jalan, tentu disebabkan karena gelombang anti
rezim Allende yang kiri sudah mencapai puncaknya di bulan
September tahun lalu itu. Pemogokan di antara kaum buruh
tambang, demonstrasi pemuda dan mahasiswa, mars kaum wanita yang
sembari memukul-mukul tutup panci berbondong-bondong menuju
istana presiden di Santiago sebagai protes klasik akan krisis
daging, antri untuk sekeping roti dan harga-harga yang melonjak
gila akibat inflasi yang mirip-mirip Indonesia waktu itu:
600-700%. Begitulah situasi tujuh bulan silam yang akhirnya
membuat kaum militer bergerak mengambil oper kekuasaan. Tapi
Chili baru yang sekarang, tampaknya memang tenang. Setidaknya,
begitulah gambaran sepintas dari kehidupan di Santiago, jendela
negeri itu. Orang-orang tampak ramai berbelanja atau…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…