Coloneus Rendra
Edisi: 41/04 / Tanggal : 1974-12-14 / Halaman : 35 / Rubrik : TER / Penulis :
OEDIPUS Berpulang Rendra merangkak, pelan, dan timpang di
sana-sini. Tapi ia sebuah masterpis. Lakon ini mencerminkan
kesanggu-pan besar seorang sutradara untuk menciptakan bentuk
dari dalam -- dan bukan sekadar memasang bentuk sebagai wadah --
sebuah tema.
; Rendra memang tak banyak memperbaharui pola pementasan yang
sebelumnya terlihat dalam Antigone. Ia meneruskan stilisasi
gerak yang konon diambil dari silat -- dengan efek yang mirip
serimpi atau beksan golek. Pertunjukan tetap merata, meregang
tempo, hampir-hampir lalai akan jadwal. Kostum tetap dengan
corak teater Jawa, meskipun lebih necis justru tanpa keramaian
omainen. Set, yang menghemat benda dan warna, lebih memanjang
daripada meluas, dan membentangkan jarak nyaris tanpa
menghadirkan ruang. Setelah Antigone, tampaknya tak ada sesuatu
yang mengejutkan, dan orang bisa bertanya: akan beginikah
selanjutnya gaya pementasan Rendra -- juga seandainya ia
mementaskan sebuah Cekov?
; Tapi Oedipus Coloneus bukan lakon Cekov dan Rendra tak sekedar
mengulang. Bagian kedua trilogi Sophocles tentang legenda raja
Thebes ini -- yang entah kenapa tidak dipentaskan Rendra sebelum
bagian terakhirnya, Antigone -- pada hemat saya merupakan bagian
yang seara paling inten religius. Di sini, Oedipus yang telah
tua, buta dan gelandangan telah sampai di batas penderitaannya
-- dan ia melintasinya. Di Colonus itu, ia,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…