Kejahatan Di Jakarta

Edisi: 42/04 / Tanggal : 1974-12-21 / Halaman : 46 / Rubrik : KRI / Penulis :


JAKARTA dua tahun yang silann Seorang hakim wanita di Pengadilan
Jakarta Utara-Timur membebaskan seorang terdakwa yang notabene
telah ditahan lima bulan, karena, demikian ibu hakim, tidak
perlu menghukum seseorang "yang membiarkan orang lain berbuat
jahat". Pertimbangannya: keadaan di ibukota waktu itu cukup
membahayakan diri orang yang mau mencoba mencegah orang yang
hendak berbuat jahat.

; Sementara itu sekitar lapangan Monas pernah dinyatakan sebagai
daerah rawan. Setaraf dengan Pasar Senen ketika masih seram,
atau di bawah jembatan Semanggi, sebelum berlampu dan berpos
keamanan. Waktu becak belum dilarang berkeliaran, hampir tak ada
rasa aman bagi penumpangnya kalau si abang membawanya lewat
sekitar kaki tugu Monas. Baik siang. Apalagi malam dan pagi
gelap. Dekat dari sana, ala stasiun Gambir. Jalan segala arah
menuju tempat ini -- saat menjelang kereta berangkat atau datang
--, keadaannya selalu mendebarkan jantung yang melewatinya.
Tiba-tiba entah dari mana munculnya, dua atau tiga orang bisa
saja menghadang. Mukanya tidak ditutup kaca -- bukan seperti
bandit dalam film -- tapi yang mengancam penumpang becak atau
pejalan kaki ini betul-betul pisau belati. Kadang-kadang juga
besi dingin, sebuah pistol, menempel jidat calon korban. Laporan
yang diterima oleh Pos Polisi terdekat dari korban tidak
menyolok, selain: telah terjadi perampasan harta benda orang
lain dengan disertai ancaman kekerasan. Jumlah yang digasak juga
tidak begitu besar, sehingga pengejaran dilakukan sekedarnya
tidak perlu mengerahkan hanyak tenaga. Dan perkara akan selesai
sampai di sini, korban harus cukup puas dengan boleh melaporkan
saja tanpa mengharap hartanya kembali.

; Bersamaan dengan munculnya polisi khusus -- dari seksi kriminil
yang bertugas menangani kejahatan banditisme ketenteraman
kembali berangsur-angsur dirasakan oleh warga kota dan pendatang
baru. Ini berkat kerja Team Khusus anti Banditisme (Tekah)
Komdak Metro Jaya, pimpinan (dulu) Mayor Pol Seman, yang rajin
mengoperasi setiap daerah yang dianggap rawan. Seringkali
jebakan anak buah Seman ini berhasil -- menyamar sebagai tukang
becak atau pejalan kaki -- membawa banyak bandit ke pengadilan
dengan kaki cidera, oleh peluru penembak jitu.

; Dalam suasana tenang itulah, kembali dari kaki Monas terdengar
rentetan tembakan pistol. Rabu dini hari, akhir Oktober 1974 di
antara 13 pelaku krumsuhan -- dua di antaranya wanita -- di
restoran Niagara, telah menghamburkan butiran peluru pistol Colt
3. Korbannya tidak kurang 3 pegawai restoran yang luka-luka.
Salah seorang, bernam, aultje -- anggota band Cockpit -- luka
berat dan harus menjalani beberapa kali pembedahan. Selesai
berbuat onar, mereka kabur dengan dua mobil, Toyota dan Subaru.
Disebut-sebut salah seorang wanita dari rombongan perusuh itu,
isteri Walikota Ambon. Pengejaran dan pengusutan motif kasus
Niagara ini segcra ditangani oleh polisi. Beberapa orang
tersangka berhasil ditangkap segera. Sementara itu motif yang
baru terungkap pula: pasal makan-minum tanpa bayar, seperti di
zaman ganggangan yang resminya sudah diakhiri. Buktinya, polisi
menyebutkan, selain restoran di atas ada juga restoran lain yang
menjadi sasaran perusuh sebelumnya. Polisi enggan mengakui bahwa
kejadian ini adalah kejahatan belum lama -- model gang remaja
yang dianggap hilang sejak :tahun 1971. Namun juga diakui,
kerusuhan itu berpangkal dari usaha balas dendam antara "bekas"
gang Legos terhadap Sartana.

; Uang Setoran

; Kerusuhan Niagara di atas ikut meramaikan suasana ibu-kota yang
lagi hangat dengan peristiwa kejahatan di atas bis kota. Banyak,
sebenarnya, kejahatan di atas bis kota -- dengan atau tanpa
kekerasan mencopet dan menjambret -- yang tidak dilaporkan
kepada yang berwajib. Akibatnya tentu tiadanya gambaran yang
lengkap dan pasti berapa banyak korban, omzet maupun pelakunya.
Tapi tanpa itu semua, ternasuk tanpa diketahui jumlah kerugian
yang diderita korban selama ini, toh yang berwajib sampai pada
kesimpulan: kejahatan di atas bis kota meningkat tidak kurang
dari Kepala Staf Kopkamtib Laksamana Sudomo sendiri, menyatakan
demikian. Bahkan Jaksa Agung Ali Said SH, di muka anggota Komisi
III DPR bulan lalu menyatakan: kejahatan di atas kendaraan umum
di ibu kota ini dilatar-belakangi oleh tujuan politik.

; Jauh sebelum peristiwa hangat sekitar bis kota, dari daerah
pelabuhan Tanjung Priok sudah lebih dulu santer berita kriminil.
Mulai dari bongkar gudang, menggerogoti semen, beras atau pupuk,
sampai mencegat truk-truk pengangkut hasil pembongkaran kapal.
Bersamaan dengan itu, pada tempat-tempat hiburan rakyat yang
murah seperti tempat joget massal di Taman Ria -- kerap terjadi
peristiwa berdarah. Berikutnya telinga warga kota harus
menampung keluhan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…