Menunggu Kartu Kremlin
Edisi: 43/04 / Tanggal : 1974-12-28 / Halaman : 08 / Rubrik : INT / Penulis :
PERTEMPURAN sporadis dan serangan-serangan komando di perbatasan
Israel-Libanon bukan satu-satunya ukuran bagi makin hangatnya
suhu politik dan militer di Timur Tengah. Serang menyerang itu
sendiri tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, tapi Beirut
yang menyadari arah gerak politik, terpaksa tidak bisa tinggal
diam. PM Libanon, Rashid Solh, sudah sejak dua pekan silam
berteriak-teriak memohon bantuan senjata kepada berbagai negara
Arab. Ini suatu kejadian penting yang tidak pernah terjadi
sepanjang sejarah perang Arab-Israel. Negeri kecil Libanon yang
mengandalkan hidupnya pada pariwisata, kendatipun berseteru
dengan Israel, tidak pernah memelihara pasukan yang cukup untuk
melibatkan diri dalam suatu perang. Begitu tidak berdayanya
negara Arab laut tengah itu, sehingga gerilyawan Palestina
berpangkalan dan menyerang Israel dari sana.
; Ramalan Husein
; Bersamaan dengan kutukan PBB terhadap serangan Israel ke Libanon
Selatan, seruan Rashid juga mendapat kan gaung di beberapa ibu
kota negara Arab. Libya menyanggupi bantuan senjata, sedang
Kuwait, yang mengaku tidak punya rcket, menyanggupkan bantuan
"apapun yang lain". Kabar-kabar yang belum pasti dari Beirut
malahan menyebut adanya hasrat Libanon untuk juga membeli
senjata-senjata buatan Uni Soviet…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…