Teriakan Nona Abaiyah

Edisi: 51/04 / Tanggal : 1975-02-22 / Halaman : 09 / Rubrik : INT / Penulis :


HARI Minggu, 19 Januari. Khalayak yang tengah berfoya-foya di
ibukota Papua Nugini (PNG), Port Moresby tiba-tiba dikejutkan
oleh hiruk-pikuk massa yang bergerombol di luar gedung Pusat
Siaran Nasional. Di tengah-tengah massa Papua itu, melengking
tinggi suara seorang wanita. Ia satu-satunya anggota parlemen
PNG yang bukan laki-laki, Josephine Abaiyah. Nona Abaiyah yang
sejak tahun 1973 sudah aktif memimpin gerakan pembebasan Papua,
Papua Besena Hands Off Papua), dengan sengitnya memprotes
cara-cara radio pemerintah itu menyiarkan sepak-terjang
erakannya. Tidak berhenti di situ saja "srikandi" Papua yang
sudah nekad itu lantas mengumumkan pembentukan "Republik Papua"
yang konon didukung oleh 2 juta pengikutnya. Termasuk di situ
dukungan berbagai kalangan oposisi yang tidak puas terhadap
policy PM Somare (TEMP0, 16 Nopember 1974). Misalnya Dewan Kota
Port Moresby, Black Power Moement, Partai Buruh Sosialis, dan
sejumlah serikat buruh. Adapun tentaranya, dipimpin oleh Simon
Kaumi, bekas sekretaris Departemen Dalam Negeri yang seminggu
sebelumnya dengan pasukan 170 orang bersenjata pentungan
menduduki perkebunan kopra milik Australia dekat Popondetta,
ibukota Distrik Papua Utara. Habis itu, para pemberontak
menghilang masuk ke hutan-hutan pedalaman Papua. Mereka
meninggalkan pesan bahwa mereka satu waktu akan kembali untuk
merebut Port Moresby dari tangan pemerintah Koalisi Nasional
yang sedang berkuasa.

; Ada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…