Menyerap Zaman & Ruang
Edisi: 06/05 / Tanggal : 1975-04-12 / Halaman : 30 / Rubrik : SR / Penulis : Bambang Bujono
POPO Iskandar, 4 tahun, memang bukan tipe pelukis yang berjalan
lurus. Langkahnya bukan langkah yang tak mungkin diulang
kembali. Dalam hal itu ia tampak lebih dekat dengan Srihadi
daripada misalnya Sadali. Sadali nampak sekali langkah-majunya
sehingga mengesankan pengulangan kembali adalah mustahil. Tentu
saja, pengulangan dan pengulangan pnya nilai berbeda. Selama
pengulangan malah dilandasi kejujuran dan didorong kesegaran
emosi, karya yang dihasilkan masih akan bernilai positif.
Menurut Popo sendiri: selagi masih "menarik perhatian dan masih
berbicara apa-apa".
; Dari seorang pelukis yang rupanya tak berbakat "aneh-aneh",
memang tak bisa diharap karya-karya yang mengejutkan: satu hal
yang rupanya oleh angkatan muda pelukis di Indonesia ini
didambakan. Sulit rasanya diharap adanya karya-karya "komentar
sosial" macam punya Srihadi -- Kontes Kecantikan, Kota atau Air
-Mancar. Sapuan, goresan dan warna-warna Popo memang lebih
banyak berbicara tentang sunyi, tentang indahnya lekuk-liku
ornamen Bali, misalnya. Kalaupun bicara tentang keributan, ia
adalah kekeributan pohon-pohon…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…