"teori Domino" :ketakutan Di Atas...

Edisi: 11/05 / Tanggal : 1975-05-17 / Halaman : 07 / Rubrik : INT / Penulis :


Sekitar 100 orang Vietnam masih berdesakan di atap kedutaan
besar AS di Saigon, menantikan pesawat pengangkut pengungsi yang
tak pernah datang. Ketika muncul dua wartawan Perancis, mereka
melambainya supaya ikut naik ke atap. Mungkin mereka mengira
bahwa dengan adanya orang kulit putih, helikopter penolong akan
datang, sekali lagi. Semuanya getir terhadap Anmeika. Semuanya
takut bahwa orang komunis yang menang nanti akan membunuh
mereka.

; MUNGKIN mereka kini telah terbunuh. Mungkin tidak. Yang jelas.
kejadian itu--seperti halnya paniknya ribuan pengungsi, tangis
ribuan anak, kecemasan penduduk -- telah berlalu. Saigon, dalam
kata-kata gerilyawan PRSVS dan Hanoi, telah "dibebaskan".

; Toh ketakutan semacam di atas atap kedutaan besar AS itu
menjalar ke tempat lain: di sejumlah ibukota Asia Timur dan Asia
Tenggara. Memang belum ada pasukan musuh yang dengan ketat
mengepung. Tapi di Phnom Penh dan Saigon dua rezim telah jatuh,
dan gerilyawan yang dipimpin gerakan komunis dengan mudah
memancangkan bendera mereka. Sadar bahwa di hampir tiap negara
di kawasan ini terdapat pasukan gerilya yang sejenis itu, orang
pun bertanya: mana lagi yang akan menyusul?

; Dan orang pun berbicara kembali tentang "teori domino" itu, 21
tahun setelah Presiden Eisenhower mengemukakannya. Tahun 1954,
ketika Indocina masih ditongkrongi Perancis, Eisenhower berkata:
'Ada sederet kartu domino ditegakkan, dan jika kita merobohkan
yang pertama maka apa yang terjadi pada kartu-terakhir ialah
kepastian, bahwa ia akan jatuh dengan cepatnya". Yang dianggap
sebagai kartu domino oleh kepala negara, superpower itu adalah
negeri-negeri Asia Tenggara.

; Agak diremehkan, memang. Dan dikemukakan oleh seorang yang tak
terlekenal cemerlang seperti Eisenhower, "teori" itu kedengaran
tolol. Tapi waktu itu baru 5 tahun pemerintah Nasionalis jatuh
oleh gerilya Mao Tse-tung di RRT, dan orang Amerika, yang
mendukung fihak yang kalah, ribut berbicara
mengapa-mereka-kehilangan-Tiongkok. Di tahun 1950 Korea Utara
yang didukung Uni Soviet menyerbu Korea Selatan, dan pasukan PBB
yang dipimpin AS menghalang-halanginya. Lalu pasukan RRT bukan
saja ikut dikirim ke Korea, tapi juga menyerbu Tibet. Di tahun
1953, di sayap Eropa, Stalin meninggal, tapi Kremlin meledakkan
bom H yang pertama dan pasukan Soviet menumpas kerusuhan buruh
di Jerman Timur. 1954: pasukan kolonial Perancis menyerah kepada
pasukan gerilya Ho Ci Minh di benteng. Dien Bien Phu, dan
Republik Demokrasi Vietnam berdiri di Utara. Sementara itu, di
Washington, gelombang. Kecurigaan kepada "komunisme" -- dimulai
oleh Senator Joe McCarthy melanda dengan bengis. Semangat
"kewaspadaan nasional" yang berlebih-lebihan itu ternyata tidak
banya merusak tata hidup orang Amerika di dalam negeri, tapi
juga telah melahirkan politik luar negeri yang serba cemas.
Tentu saja harus dimaklumi, bahwa waktu itu tak seorang pun di
AS tahu bahwa gerakan komunisme ternyata tidak seutuh yang
disangka. Konflik Kremlin dengan Peling baru timbul kira-kira di
tahun 1959. Itu pun tak segera terlihat keluar.

; Mungkin itulah sebabnya "teori domino" tak segera kehilangan
dasarnya semula: ketakutan akan "ekspansionisme" musuh yang
tunggal dengan strategi yang tunggal pula, yakni gerakan komunis
internasional. Maka ketika Kennedy baru jadi Presiden di awal
1961, reaksinya terhadap langkah Uni Soviet masih tetap reaksi
gaya Menteri Luar Negeri Dulles (lihat: Sejarah, hal. 11).
Ketika Perdana - Menteri Soviet Khruschev tahun itu dalam sebuah
pidato penting menyatakan dukungannya kepada "gerakan pembebasan
nasional" di pelbagai negeri,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…