Dibalik Perang Mulut
Edisi: 14/05 / Tanggal : 1975-06-07 / Halaman : 48 / Rubrik : OR / Penulis :
GURAT-GURAT di wajah Dommy Cotacte tampak makin tegar. Ketika
lawannya, Rudy Siregar masih belum menampakkan muka di tempat
penimbangan. Kejengkelan petinju Pilipina itu kian bertambah
melihat tingkah Rudy yang begitu sampai - setelah terlambat
hampir 1 jam - langsung melancarkan perang urat syaraf. Enam
jari diacungkan Rudy ke muka Dommy sambil melangkah masuk ke
ruang petugas. Tanda itu dimaksudkannya sebagai batas ronde ia
melumpuhkan Dommy. Tapi Pilipino itu bukan tak mafhum dengan
tantangan Rudy. "Ah, mana mungkin ia menjatuhkan saya. Sebab
sayalah orang yang akan membuat KO itu", komentar Dommy Cotacte.
; Ramalan kedua petinju itu ternyata meleset jauh. Tak satu pun di
antara mereka yang berhasil menepati janjinya. Rudy Siregar, 72
kg hanya mampu menyetop kebolehan lawannya yang 3,2 kg lebih
ringan dengan kemenangan angka mutlak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…