Kisah Seorang Penculik
Edisi: 24/05 / Tanggal : 1975-08-16 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :
DARI rapat di Menteng Raya 31. Syodanco Singgih kembali ke
asrama (Daidan) PETA Jaga monyet (belakang I harmoni). Ia
melaporkan tentang rapat itu kepada Codanco A. Latief I
Hendraningrat yang kebetulan sedang dinas piket. Tujuan melapor,
karena hendak meminjam fasilitas PETA. Singgih tidak
mengungkapkan keperluannya yang sebenarnya dan hanya mengatakan
' untuk keperluan rapat-rapat pemuda" meskipun kelak Singgih
melaporkan juga kepada Latief apa yang sebenarnya ia lakukan.
Bagaimanapun, A. Latief memenuhi permintaan Singgih, termasuk
meminjam sedan yang biasa dipakai Daidanco Kasman Singodimedjo
yang waktu itu kebetulan pergi ke Bandung (lihat: Di Mana Kuda
Saya.... ?).
Mencabut Pisau
Apa sebab pada mulanya Singgih tidak berterus-terang kepada
Latief yang lebih tinggi pangkatnya, agaknya bisa dinilai dari
terdapatnya semacam "jurang" di dalam PETA antara atasan dan
bawahan waktu itu. Mereka yang berpangkat dari Syodanco--seperti
Singgih - ke bawah hidup dalam asrama, sementara yang berpangkat
dari Cudanco - seperti Latief misalnya - ke atas mendapat
perumahan di luar. Bagi bawahan yang tinggal di asrama, mereka
yang tinggal di luar itu dicurigai "dekat dengan Jepang". Tidak
mengherankan bahwa penculikan itu kemudian justru dilakukan oleh
pada "PETA asrama" ang pangkatnya hanya Syodanco karena mereka
inilah yang lebih dekat dengan golongan Pemuda.
Seakan-akan memang sudah terdapat hubungan rahasia sebelumnya,
Syodanco Hamdani dan Sampun di bagian persenjataan segera
mengeluarkan senjata-senjata yang diminta Singgih setelah
mendapat izin dari Cudanco Latief. Singgih kemudian bahkan
mengajak Sampun sebagai sopir--ke Menteng 31 dan juga Syodanco
Sutrisno yang dikenal sebagai penembak mahir. Di Menteng 31
Singgih minta beberapa pemuda menemaninya mengambil Hatta dan
Sukarno. Mula-mula ikut Sukarni, Jusuf Kunto dan dr. Muwardi
yang mengantarkan Chairul Saleh ke rumah Danu Asmoro di jalan
Pekalongan untuk meminjam mobil. Dari Sini, dua buah mobil, satu
milik PETA dikemudikan Sampun dan satu milik Danu dikemudikan
sendiri, menuju rumah Hatta di Jalan Diponegoro sekarang.
Hari sudah…
Keywords: Proklamasi, Sejarah Proklamasi, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?